Monday, April 18, 2011
Sunday, April 10, 2011
Saturday, April 9, 2011
Modif Yamaha Mio 2008, Hasil Studi Thailand
Piston yang dipakai merek LHK diameter 66 mm, coba diandalkan Ismail Harjono, tunner Harmoni Monster Skutik (HMS) asal Solo, Jawa Tengah. Itu hasil belajar tahun lalu ke Thailand, sekalian balapan dengan matik drag sana.
Hasilnya tidak percuma memang. Ismail mampu menghantar Yamaha Mio yang dipacu Rico Boncel ini bertengger di podium terhormat gelaran TDR YSS Comet DID Drag Bike Championship 2011 di Semarang, Minggu lalu.
Trek lurus Sirkuit Tawang Mas, Semarang jadi saksi kehebatan Mio yang sejak penyisihan bertengger terus di 3 besar. “Waktu ke Thailand banyak ngobrol dengan mekanik sana. Coba saya terapkan di motor ini,” ungkap Ismail.
Sebelumnya, Ismail pilih bermain dengan piston 70 mm buat mengejar kapasitas besar. Piston ini memiliki tipe layaknya piston pacuan Special Engine (SE). Bagian bawah piston lebih pendek. Jadi, tidak seperti piston Honda Tiger atau Yamaha Scorpio yang tergolong panjang.
Teriaknya mesin, kini bisa melewati garis finish. “Ketika pakai piston 66 mm, sampai finish masih ada sisa power. Ini sebenarnya yang jadi karakter buat matik,” beber Gembor panggilan karibnya.
Pakai piston besar sebenarnya bisa saja mengakali power. Tapi, power bawah berantakan karena kelewat liar. Buat mengejar kapasitas maksimal, piston 66 mm ini dikombinasi dengan panjang stroke 86 mm. Stroke ini hasil dari kruk as bawaan dari Thailand juga. Yup! Sudah terima jadi!
Dengan penggantian setang seher yang memiliki pen kruk as lebih kecil, otomatis big end bisa digeser lebih jauh lagi. Dengan begitu, total isi silinder yang diaplikasi di Mio kelir kinclong ini, menjadi 295 cc. Menurut tunner 32 tahun ini lagi, kapasitas itu sudah dirasa cukup!
Lebih Besar Exhaust
Menemani isi silinder yang membengkak, klep andalkan 34 mm (in) dan 30 mm (ex). Klep sendiri mengambil dari milik mobil. Lalu diameter dibuat ulang sesuai kebutuhan.
Guna mengatur naik kapan buka-tutup klep, noken as dari mobil Honda Estilo diaplikasi. Durasi dibuat ulang menjadi 275º (in) dan 280º (ex). Kalau dihitung diameter tiap bumbungan, 18,3 mm (in) dan 18,4 mm (ex).
Tapi anehnya, kok durasi dibuat lebih besar exhaust ya? “Memang seharusnya lebih besar ini. Tapi ini saya lakukan untuk mengejar kompresi rendah. Jadi, power bawahnya tidak terlalu galak,” jelas Gembor sembari bilang sudah terapkan kompresi 15,2 : 1. Perbandingan rasio 18/39 mata dipakai agar hantaran power sesuai keinginan. Yup!
DATA MODIFIKASI
Ban depan : IRC 45/90-17
Ban belakang : Eat My Dust 60/80-17
Pelek : TDR
Sok belakang : YSS
CDI : Yamaha Fino
Penulis : Eka | Teks Editor : Nurfil | Foto : Eka
Piston Bore Up Favorit!
Penyuka bore up dan stroke up makin menggila. Makanya kini banyak muncul piston aftermarket favorit. Dari buatan FIM hingga Hi Speed yang from Thailand.
Ukuran dan desain mendekati gaya kompetisi. Bahkan seperti kepunyaan spesial engine alias SE. Material yang digunakan lebih kuat.
Asyiknya piston yang baru nongol ini tersedia bukan hanya untuk Yamaha. Tapi juga tersedia untuk Suzuki yang kebanyakan pakai kepunyaan Satrai F-150 untuk drag bike atau balap malam hari.
Material yang digunakan kalau yang buatan FIM lebih kuat. Bahkan proses pengerasan lebih keras dan rigid.
Antara yang buatan FIM dan Hi Speed sudah dilengkapi lapisan teflon. Sehingga bukan saja lebih licin. Tapi, juga lebih halus di soal suaranya. Kalau orang bule bilang tidak noise atawa tidak berisik.
Untuk dome juga lebih jenong. Sehingga bisa atur kompresi. Tinggal papas tingkatan jenong sesuai keinginan. Lebih lengkap lanjut baca tulisan boks. (motorplus-online.com)
Buat Ninja dan Satria FU-150
Belum lama PT Federal Izumi Manufacturing (FIM)) meluncurkan piston bore up untuk Kawasaki Ninja 250R. Tipenya FIM25.
Standar piston Ninja ukurannya 62 mm dan lubang pen piston 16 mm. Nah, yang diluncurkan FIM versi bore up. Tersedia dua ukuran. “Size oversize 150 dan 200,” jelas Agus Salim, Marketing Department FIM.
Berarti ukuran piston yang tersedia 63,5 mm dan 64 mm. “Setara dengan piston Honda Tiger standar dan oversize 50,” jelas Agus Salim yang berbadan gempal itu.
Untuk ring piston juga sangat mudah dilacak. “Karena dirancang bisa menggunakan ring piston Honda Tiger standar dan oversize 50,” jelas brother yang kerap menyambangi event road race ini.
Enaknya piston ini bisa juga dipakai untuk bore up Suzuki Satria F 150. Karena lubang pen piston Satria F juga sama-sama 16 mm. Kelebihan piston FIM25 dirancang untuk head 4 klep. Sangat cocok di Satria dan Ninja 250R. Dome juga bisa diatur ulang sesuai kompresi yang diinginkan. Piston seharga Rp 250 ribu ini komposisi material yang dikandungnya hampir sama dengan piston racing FIM lainnya. Namun proses pengerasan lebih. Kandungan silicon juga lebih dari biasanya.
Hi Speed Pro
Hi Speed Thailand juga meluncurkan piston yang memiliki desain berbeda. Bentuknya masih seperti piston SE namun pinggangnnya lebih lebar. Ini mungkin bisa juga dipakai untuk harian.
Piston yang dikasih nama jenisnya Hi Speed Pro ini juga tersedia beberapa ukuran. “Dari mulai 58 sampai 68 mm,” kompak Miekeel Tjahjanto dari MC Racing dan Awan dari Ban Speed Galery. Kompak nih yeee...
Untuk ukuran lubang pin juga beragam. Mulai dari ukuran 13,14 dan 15 mm juga tersedia. Sehingga semua merek motor yang beredar, dipastkan hampir bisa pakai.
Perbedaan yang dimiliki piston jenis Pro ini terletak pada bentuk kepala piston. “Lebih jenong sehingga bisa menghasilkan kompresi tinggi,” jelas Miekel dari markasnya Jl. Kebon Jeruk IX, No. 20C, Kota, Jakarta Barat.
Untuk piston jenis Pro ini juga tersedia dua pilihan. Ada yang dilapisi teflon dan ada juga yang tanpa teflon. Tinggal pilih sesuai keinginan mekanik. “Harga yang ditawarkan Rp 450 ribu sudah termasuk piston, ring, pin dan klip,” kabar Miekel yang punya nomor telepon toko (021) 6289637.
Hi Speed R
Piston buatan Hi Speed Thailand ini belum lama nongol. Memiliki desain atau bentuk seperti piston milik special engine atau SE yang langganan dipakai motocross.
Bagian pinggangnya juga lebih sempit. “Sehingga minim gesekkan dengan dinding liner,” jelas Awan Kurniawan dari Ban Speed Galery itu.
Diameter yang tersedia dari ukuran 58 mm sampai 68 mm. Lubang pennya ada yang 13 mm, 14 mm dan 15 mm.
Enaknya, piston ini hanya dilengkapi dua coakan untuk tonjokan klep. Tidak seperti piston Honda CBR yang ada 4 coakan itu. Untuk motor lokal yang kebanyakan hanya 2 klep, seher CBR malah mengurangi kompresi.
Awan juga merinci soal harga. “Satu set sudah termasuk piston, ring, pin dan klip dibanderol Rp 550 ribu,” jelas Awan yang baru buka toko di Jl. Jelambar Aladin, No. 3, Tubagus Angke, Jakarta Barat ini. Memang lumayan mahal tapi, sebanding dengan bentuk dan piston yang ringan ini. Lebih lengkap informasinya silakan tanya Awan yang siap dikontek langsung di nomor 0817-000-8859.
Yamaha 70 mm
Dari sekian piston bore up, piston keluaran Yamaha Thailand ini sangat gede. Ukuran diameter piston mencapai 70 mm. Namun kode di kemasannya seperti untuk Yamaha Fino.
Aneh juga kan? Yamaha Fino kan seher standarnya hanya 52 mm. Bisa jadi untuk Fino versi bore up edan-edanan.
Seher ini punya lubang pen 15 mm. Bisa langsung plek masuk di setang seher milik Fino, Mio atau Nouvo. Namun hati-hati pantat seher bisa ditabok bandul kruk as. Kudu diukur dulu sebelum dipasang. Kalo perlu dibubut dulu biar pas.
Bentuk seher ini kepalanya seperti piston milik Scorpio. Begitupun jarak dari lubang pen sampai puncak seher mirip dengan milik motor Kalajengking itu.
Namun untuk seher segede ini sih enggak perlu jenong. “Kompresinnya juga sudah sangat gede,” jelas Miekel Tjahjanto yang menjual piston ini di rentang harga Rp 550 ribu. Banderol jual segitu tentunya juga sudah termasuk piston, ring, pin dan klip.
Ukuran dan desain mendekati gaya kompetisi. Bahkan seperti kepunyaan spesial engine alias SE. Material yang digunakan lebih kuat.
Asyiknya piston yang baru nongol ini tersedia bukan hanya untuk Yamaha. Tapi juga tersedia untuk Suzuki yang kebanyakan pakai kepunyaan Satrai F-150 untuk drag bike atau balap malam hari.
Material yang digunakan kalau yang buatan FIM lebih kuat. Bahkan proses pengerasan lebih keras dan rigid.
Antara yang buatan FIM dan Hi Speed sudah dilengkapi lapisan teflon. Sehingga bukan saja lebih licin. Tapi, juga lebih halus di soal suaranya. Kalau orang bule bilang tidak noise atawa tidak berisik.
Untuk dome juga lebih jenong. Sehingga bisa atur kompresi. Tinggal papas tingkatan jenong sesuai keinginan. Lebih lengkap lanjut baca tulisan boks. (motorplus-online.com)
Belum lama PT Federal Izumi Manufacturing (FIM)) meluncurkan piston bore up untuk Kawasaki Ninja 250R. Tipenya FIM25.
Standar piston Ninja ukurannya 62 mm dan lubang pen piston 16 mm. Nah, yang diluncurkan FIM versi bore up. Tersedia dua ukuran. “Size oversize 150 dan 200,” jelas Agus Salim, Marketing Department FIM.
Berarti ukuran piston yang tersedia 63,5 mm dan 64 mm. “Setara dengan piston Honda Tiger standar dan oversize 50,” jelas Agus Salim yang berbadan gempal itu.
Untuk ring piston juga sangat mudah dilacak. “Karena dirancang bisa menggunakan ring piston Honda Tiger standar dan oversize 50,” jelas brother yang kerap menyambangi event road race ini.
Enaknya piston ini bisa juga dipakai untuk bore up Suzuki Satria F 150. Karena lubang pen piston Satria F juga sama-sama 16 mm. Kelebihan piston FIM25 dirancang untuk head 4 klep. Sangat cocok di Satria dan Ninja 250R. Dome juga bisa diatur ulang sesuai kompresi yang diinginkan. Piston seharga Rp 250 ribu ini komposisi material yang dikandungnya hampir sama dengan piston racing FIM lainnya. Namun proses pengerasan lebih. Kandungan silicon juga lebih dari biasanya.
Hi Speed Thailand juga meluncurkan piston yang memiliki desain berbeda. Bentuknya masih seperti piston SE namun pinggangnnya lebih lebar. Ini mungkin bisa juga dipakai untuk harian.
Piston yang dikasih nama jenisnya Hi Speed Pro ini juga tersedia beberapa ukuran. “Dari mulai 58 sampai 68 mm,” kompak Miekeel Tjahjanto dari MC Racing dan Awan dari Ban Speed Galery. Kompak nih yeee...
Untuk ukuran lubang pin juga beragam. Mulai dari ukuran 13,14 dan 15 mm juga tersedia. Sehingga semua merek motor yang beredar, dipastkan hampir bisa pakai.
Perbedaan yang dimiliki piston jenis Pro ini terletak pada bentuk kepala piston. “Lebih jenong sehingga bisa menghasilkan kompresi tinggi,” jelas Miekel dari markasnya Jl. Kebon Jeruk IX, No. 20C, Kota, Jakarta Barat.
Untuk piston jenis Pro ini juga tersedia dua pilihan. Ada yang dilapisi teflon dan ada juga yang tanpa teflon. Tinggal pilih sesuai keinginan mekanik. “Harga yang ditawarkan Rp 450 ribu sudah termasuk piston, ring, pin dan klip,” kabar Miekel yang punya nomor telepon toko (021) 6289637.
Piston buatan Hi Speed Thailand ini belum lama nongol. Memiliki desain atau bentuk seperti piston milik special engine atau SE yang langganan dipakai motocross.
Bagian pinggangnya juga lebih sempit. “Sehingga minim gesekkan dengan dinding liner,” jelas Awan Kurniawan dari Ban Speed Galery itu.
Diameter yang tersedia dari ukuran 58 mm sampai 68 mm. Lubang pennya ada yang 13 mm, 14 mm dan 15 mm.
Enaknya, piston ini hanya dilengkapi dua coakan untuk tonjokan klep. Tidak seperti piston Honda CBR yang ada 4 coakan itu. Untuk motor lokal yang kebanyakan hanya 2 klep, seher CBR malah mengurangi kompresi.
Awan juga merinci soal harga. “Satu set sudah termasuk piston, ring, pin dan klip dibanderol Rp 550 ribu,” jelas Awan yang baru buka toko di Jl. Jelambar Aladin, No. 3, Tubagus Angke, Jakarta Barat ini. Memang lumayan mahal tapi, sebanding dengan bentuk dan piston yang ringan ini. Lebih lengkap informasinya silakan tanya Awan yang siap dikontek langsung di nomor 0817-000-8859.
Dari sekian piston bore up, piston keluaran Yamaha Thailand ini sangat gede. Ukuran diameter piston mencapai 70 mm. Namun kode di kemasannya seperti untuk Yamaha Fino.
Aneh juga kan? Yamaha Fino kan seher standarnya hanya 52 mm. Bisa jadi untuk Fino versi bore up edan-edanan.
Seher ini punya lubang pen 15 mm. Bisa langsung plek masuk di setang seher milik Fino, Mio atau Nouvo. Namun hati-hati pantat seher bisa ditabok bandul kruk as. Kudu diukur dulu sebelum dipasang. Kalo perlu dibubut dulu biar pas.
Bentuk seher ini kepalanya seperti piston milik Scorpio. Begitupun jarak dari lubang pen sampai puncak seher mirip dengan milik motor Kalajengking itu.
Namun untuk seher segede ini sih enggak perlu jenong. “Kompresinnya juga sudah sangat gede,” jelas Miekel Tjahjanto yang menjual piston ini di rentang harga Rp 550 ribu. Banderol jual segitu tentunya juga sudah termasuk piston, ring, pin dan klip.
Penulis : Aong | Teks Editor : Nurfil | Foto : GT
Trans Wheel Skutik 14 Jadi 17 Inci, Nih Yang Perlu Diganti
Banyak scooteriz tanya ke redaksi; gimana sih, cara ubah roda skutik dari ukuran 14 ke 17 inci (misal model jari-jari yang dianyam) dan apa aja yang mesti diganti?
“Oh, gaya Thai-Look seperti itu emang banyak diaplikasi di skutik. Selain lebih ringan, juga modis,” sebut Agus, penggawang Tomson Matik Shop (TMS) di Jl. Ciledug Raya, Komplek Ruko Puri Beta Gold Land No. 3, Larangan, Ciledug, Tangerang.
Nah buat menjawab pertanyaan di atas, berikut dibeberkan peranti-peranti apa saja yang kudu ditebus beserta estimasi biayanya. Monggo disimak!
1. Teromol Roda
Mesti tebus satu set (depan-belakang). Mereknya beragam, ada Comet, PKM, Combiz, Chikada dan masih banyak lagi. Harganya berkisaran Rp 325-475 ribu, tergantung merek dan modelnya. “Kalau mau ganti pelek jari-jari diameter 17 inci, peranti ini wajib ditebus,” aku Agus.
2. Pelek Aftermarket
Di pasaran sudah tersedia beragam merek, dan warna, antara lain; TDR, CLD, Ride It, TK, Champ, Comet, DBS dan masih banyak lagi. Masalah harga, peranti ini ditawarkan dari Rp 400–450 ribu, dengan ukuran lebar bervariasi pula, mulai profil 1.20, hingga 1.60.
“Banderol juga disesuaikan sama merek dan ukurannya. Yang jelas semua berbahan aluminium,” imbuh pria umur 26 tahun ini.
3. Jari-jari
Juga wajib diboyong. Pasalnya part berbentuk batang-batang kecil ini merupakan pasangan pelek yang enggak bisa dipisahkan serta sarat utama pelek jari-jari bisa berfungsi maksimal.
“Tipe yang biasa dipasang ada 2; model standar pabrik atau model stainless. Kalau tipe standar, biasa dijual sekitar Rp 20 ribu per paket (1 roda), sedang yang stainless Rp 40 ribu per paket (1 roda),” aku Nur Arab, mekanik TMS.
4. Ban Luar & Dalam
Ini alasnya pelek. Jadi, belinya juga harus disesuaikan dengan kebutuhan pelek yang Anda pilih.
“Merek yang beredar juga banyak, seperti; Swallow, FDR, Comet dan lainnya. Intinya ban luar mesti menyesuaikan lebar pelek. Harganya kisaran Rp 250–300 ribu sepasang,” imbuh Herry, mekanik Raja Motor Ciledug.
Oh ya, karena aplikasi pelek jari-jari, roda juga kudu dilengkapi ban dalam. Harganya dari Rp 20-25 ribu, tergantung merek dan ukuran.
5. Pasang & Setel Pelek
Terakhir, setelah peranti di atas Sampean tebus semua, agar bisa terpasang dan berfungsi maksimal, siapkan juga dana tambahan buat pasang sekaligus setel roda. Biayanya tidak terlalu mahal kok. Untuk pasang jari-jari sekalian setel kedua roda hanya Rp 35 ribu.
Estimasi Biaya :
• Teromol Roda khusus matik Rp 325–475 ribu • Pelek aluminium 17 inci Rp 400–450 ribu • Jari-jari @ Rp 20–40 ribu • Ban luar Rp 250–300 ribu • Ban dalam Rp 20–25 ribu • Setel pelek Rp 35 ribu/set • Total Rp 1.045.000 - 1.345.000 •
(motorplus-online.com)
“Oh, gaya Thai-Look seperti itu emang banyak diaplikasi di skutik. Selain lebih ringan, juga modis,” sebut Agus, penggawang Tomson Matik Shop (TMS) di Jl. Ciledug Raya, Komplek Ruko Puri Beta Gold Land No. 3, Larangan, Ciledug, Tangerang.
Nah buat menjawab pertanyaan di atas, berikut dibeberkan peranti-peranti apa saja yang kudu ditebus beserta estimasi biayanya. Monggo disimak!
Mesti tebus satu set (depan-belakang). Mereknya beragam, ada Comet, PKM, Combiz, Chikada dan masih banyak lagi. Harganya berkisaran Rp 325-475 ribu, tergantung merek dan modelnya. “Kalau mau ganti pelek jari-jari diameter 17 inci, peranti ini wajib ditebus,” aku Agus.
2. Pelek Aftermarket
Di pasaran sudah tersedia beragam merek, dan warna, antara lain; TDR, CLD, Ride It, TK, Champ, Comet, DBS dan masih banyak lagi. Masalah harga, peranti ini ditawarkan dari Rp 400–450 ribu, dengan ukuran lebar bervariasi pula, mulai profil 1.20, hingga 1.60.
3. Jari-jari
Juga wajib diboyong. Pasalnya part berbentuk batang-batang kecil ini merupakan pasangan pelek yang enggak bisa dipisahkan serta sarat utama pelek jari-jari bisa berfungsi maksimal.
“Tipe yang biasa dipasang ada 2; model standar pabrik atau model stainless. Kalau tipe standar, biasa dijual sekitar Rp 20 ribu per paket (1 roda), sedang yang stainless Rp 40 ribu per paket (1 roda),” aku Nur Arab, mekanik TMS.
Ini alasnya pelek. Jadi, belinya juga harus disesuaikan dengan kebutuhan pelek yang Anda pilih.
“Merek yang beredar juga banyak, seperti; Swallow, FDR, Comet dan lainnya. Intinya ban luar mesti menyesuaikan lebar pelek. Harganya kisaran Rp 250–300 ribu sepasang,” imbuh Herry, mekanik Raja Motor Ciledug.
Oh ya, karena aplikasi pelek jari-jari, roda juga kudu dilengkapi ban dalam. Harganya dari Rp 20-25 ribu, tergantung merek dan ukuran.
5. Pasang & Setel Pelek
Terakhir, setelah peranti di atas Sampean tebus semua, agar bisa terpasang dan berfungsi maksimal, siapkan juga dana tambahan buat pasang sekaligus setel roda. Biayanya tidak terlalu mahal kok. Untuk pasang jari-jari sekalian setel kedua roda hanya Rp 35 ribu.
Estimasi Biaya :
• Teromol Roda khusus matik Rp 325–475 ribu • Pelek aluminium 17 inci Rp 400–450 ribu • Jari-jari @ Rp 20–40 ribu • Ban luar Rp 250–300 ribu • Ban dalam Rp 20–25 ribu • Setel pelek Rp 35 ribu/set • Total Rp 1.045.000 - 1.345.000 •
(motorplus-online.com)
Penulis : Banar | Teks Editor : AZ | Foto : Banar
Setting Skutik Agar Tangguh di Tanjakan
Namun kenyataannya skutik juga digemari di daerah-daerah. Termasuk di kawasan perbukitan. Nah, lantas bagaimana cara mengatasi kondisi seperti itu? Yuk, kita tanya ahlinya langsung.
Menurut Senaponda, punggawa PaDepokan Motorsport di Depok, Jabar, untuk daerah perbukitan, skutik butuh torsi besar di putaran tengah. Karena umumnya saat berakselerasi di tanjakan, putaran mesin cenderung dikondisikan di putaran segitu. Ini berlaku untuk semua merek skutik.
“Untuk meningkatkan torsi di putaran tengah tersebut bisa dilakukan dengan cara mengganti roller dengan yang bobotnya lebih ringan 2 gr dari standar bawaan motor secara merata,” ujar Sena. Jangan diselang-seling, karena cenderung akan membuat vibrasi.
Misal kalau di Vario standarnya pakai 13 gram (6 buah), maka semuanya diganti yang 11 gram. “Selain itu, celah klep dibikin agak rengang sedikit bagian ex-nya,” tambah Sena.
Bila kerenggangan klep ex standarnya 0,25 mm, maka coba renggangkan jadi 0,26 – 0,27 mm. Jangan lebih, karena akan membuat mesin jadi lebih berisik.
Atau, lanjut Sena, grip gas diurut dulu pelan-pelan sampai putaran tengah dan tahan sebentar hingga kecepatan konstan, baru kemudian dipelintir dalam (wide open throttle). Oh, iya untuk menghindari mesin cepat overheat lantaran kerap digeber di tanjakan ekstrem, Sena menganjurkan untuk menaikkan main jet 1 step.
1. Cara paling simpel mengakali torsi di putaran tengah untuk motor standar yakni dengan mengganti roller pakai yang bobotnya lebih ringan 2 gram secara merata.
2. Celah klep ex sebaiknya agak dilonggarakan sedikit sekitar 0,01 - 0,02 mm.
3. Perilaku membuka gas sebaiknya diurut hingga putaran tengah, baru kemudian dipelintir dalam.
4. Ukuran spuyer, terutama main jet sebaiknya dinaikkan satu step untuk menghindari mesin cepat overheat karena keseringan nanjak ekstrem.
5. Cara paling andvance yaitu upgrade performa mesin, termasuk bore-up kapasitas silinder biar tenaga dan torsi meningkat. Sehingga lebih kuat melintasi medan berbukit.
(motorplus.otomotifnet.com)
Penulis : Andhika | Teks Editor : AZ | Foto : Salim, Andhika
Atasi Getaran Mesin Honda Vario CBS!
Jakarta - Punya skutik jangan cuma tampilan luar yang dinomorsatukan, komponen transmisi otomatis atau CVT juga perlu perawatan.
Jika telat atau lupa, akibatnya laju motor jadi lelet dan diikuti suara berisik di dalam CVT. Tapi itu contoh paling sederhana, bila ini terus diabaikan, penyakit ini malah makin menjadi-jadi.
“Paling parahnya, setiap mau ngegas atau berakselerasi, pasti terasa sedikit getaran sampai ke badan dan mesin juga jadi boros.
Selain itu, mesin juga jadi tersendat-sendat di rpm rendah,” ujar Adi Sutisna yang buka gerai skutik RC Speed di Jl. Rempoa Raya No.7 Ciputat, Jaksel.
Lalu harus gimana, dong? Ada beberapa hal yang perlu dilakukan untuk perawatan mesin matik Sampeyan khususnya bagian CVT-nya. Ya udah kita ikuti langkah berikut.
1. Bongkar CVT, pertama lepas semua baut penahan cover CVT pakai kunci T-8
2. Periksa kondisi drive belt CVT-nya. Caranya gampang, tinggal tekuk belt tersebut dan lihat apakah ada retakan kecil, dengan cara dibalik lalu ditekuk
3. Periksa tapak bagian dalam dari flywheel atau teromol kopling. “Jika sudah termakan atau baret, kerja sentrifugal jadi lambat, ini juga faktor penyebab BBM jadi boros,” bilang Adi
4. Cek kondisi roller, kalau permukaan atau lingkarannya tidak rata alias peyang harus diganti part yang baru. Ingat, jangan cuma satu yang diganti, harus satu set semua
5. Jangan lupa cek ketebalan kampas sentrifugal dilihat. Ketebalan minimum 2 mm, “Fungsinya menekan flywheel sehingga transfer tenaga dari penggerak diteruskan ke roda,” tutup pria yang suka bercanda ini.
Jika telat atau lupa, akibatnya laju motor jadi lelet dan diikuti suara berisik di dalam CVT. Tapi itu contoh paling sederhana, bila ini terus diabaikan, penyakit ini malah makin menjadi-jadi.
“Paling parahnya, setiap mau ngegas atau berakselerasi, pasti terasa sedikit getaran sampai ke badan dan mesin juga jadi boros.
Selain itu, mesin juga jadi tersendat-sendat di rpm rendah,” ujar Adi Sutisna yang buka gerai skutik RC Speed di Jl. Rempoa Raya No.7 Ciputat, Jaksel.
Lalu harus gimana, dong? Ada beberapa hal yang perlu dilakukan untuk perawatan mesin matik Sampeyan khususnya bagian CVT-nya. Ya udah kita ikuti langkah berikut.
1. Bongkar CVT, pertama lepas semua baut penahan cover CVT pakai kunci T-8
2. Periksa kondisi drive belt CVT-nya. Caranya gampang, tinggal tekuk belt tersebut dan lihat apakah ada retakan kecil, dengan cara dibalik lalu ditekuk
4. Cek kondisi roller, kalau permukaan atau lingkarannya tidak rata alias peyang harus diganti part yang baru. Ingat, jangan cuma satu yang diganti, harus satu set semua
5. Jangan lupa cek ketebalan kampas sentrifugal dilihat. Ketebalan minimum 2 mm, “Fungsinya menekan flywheel sehingga transfer tenaga dari penggerak diteruskan ke roda,” tutup pria yang suka bercanda ini.
(motorplus.otomotifnet.com)
Penulis : Pidav | Teks Editor : AZ | Foto : Salim, Banar
Panduan Perawatan Fitur-fitur Skutik Honda
Nah, tentunya kesemua teknologi itu butuh perawatan tersendiri bila ingin kinerjanya gak mau lebay (baca: ngerepotin).
|
Istilah teknisnya SE thermal valve (STV). Berfungsi memudahkan nyalahin mesin kala kondisinya masih dingin. Letaknya di karburator. Biar tetap oke, soket kabel STV kudu rajin ditengok dan dibersihkan dari kerak atau karat. Terutama untuk skutik yang jam terbangnya sudah tinggi.
Selain itu, komponen STV tidak boleh sembarangan dibongkar pasang waktu melepas karburator. “Karena dikhawatirkan jarum STV-nya patah. Sebaiknya waktu bongkar karburator, cukup lepas konektor kabelnya saja,” wanti Sarwono Edhi, Technical Service Training Manager AHM..
|
Menurut pengalaman Kurniawan Cahyadi, pembesut Vario Techno edisi 2009 asal Depok, Jabar, faktor cuaca serta tindakan tertentu kadang bikin kinerja komponen ini gak maksimal.
“Pelumas pada mekanisme CBS bisa kering karena panas atau terkena semprotan air sabun waktu cuci motor. Efeknya tarikan rem suka terasa berat dan kadang menimbulkan bunyi,” bilangnya.
Nah, ia pun langsung membersihkan kotoran yang nempel equalizer CBS yang ada di balik cover setang pakai cairan penetran. “Setelah itu bagian yang disemprot penetran tadi bersihkan pakai angin kompresor, lalu lumasi gemuk. Dijamin tarikan rem bakal enteng lagi,” ujarnya.
Side Stand Switch (SSS)
Prinsip kerjanya, menghubungkan dan memutuskan massa dari bodi ke ICM (ignition control modul).
|
Radiator
Bila kinerjanya mandek akibat sirkulasi cairan di dalam salurannya tersumbat endapan kotoran akibat cairan pendinginnya jarang dikuras, akan membuat mesin cepat kegerahan bahkan overheat. Terutama saat terjebak macet.
Makanya, kata Endro Sutarno, Technical Service Training Instructor PT Astra Honda Motor (AHM), kondisi reservoir tank (RT) mesti rajin ditengok.
“Bila level cairan radiator terlihat kurang pada RT, segera tambahkan,” saran Endro. Lalu setiap jarak tempuh 10.000 km, air radiator mesti dikuras untuk diganti baru. Tak peduli meski kondisi cairan radiator terlihat masih baik.
(motorplus.otomotifnet.com)
Penulis : Andhika | Teks Editor : AZ | Foto : Dok.OTO
Pahami Pelumasan Mesin Skutik
Jakarta - Mendengar kata pelumasan di skutik, jangan hanya terpaku pada oli mesin saja lo. Soalnya ada beberapa bagian lain yang juga butuh pelumasan serta penggantian pelumasnya secara berkala.
Yuk kita telaah bagian demi bagian itu. Karena jika sampai lolos dari perhatian, tandanya sobat enggak sayang sama motornya dong. Hehehe..!
Kalau untuk mesin, rata-rata penggantian periodik dilakukan minimal setiap 2.000 – 2.500 km. Tapi ingat, oli yang digunakan jangan asal lo. Pilih yang sesuai spesifikasi. Untuk skutik, sebaiknya gunakan yang berspek JASO MB. Karena oli ini cenderung lebih licin dan khusus dibuat untuk mesin kopling kering.
Maklum, pada skutik mesin cenderung bermain di putaran tinggi. Sehingga butuh pelumas yang lebih licin dan encer biar sirkulasi olinya cepat merambat ke semua komponen bergerak di silinder dan kepala silinder.
Makanya lazimnya oli matik punya tingkat kekentalan atau SAE (Society of Automotive Engineers) lebih encer dari oli motor berkopling basah kayak bebek dan sport.
Bagian berikutnya yang juga kudu diperhatikan adalah oli girboks atau gigi reduksi. “Di skutik Honda, oli ini disarankan diganti setiap 8.000 km berbarengan dengan servis bagian CVT,” bilang Wedijanto Widarso, Manager Tecnical Departemen Service Divison PT Astra Honda Motor (AHM) beberapa waktu lalu.
Rata-rata hampir sama pula dengan skutik merek lain. Tapi di matiknya Suzuki, sarannya setiap 5.000 km. Lalu khusus Yamaha Xeon, setiap 9.000 km.
Lantas oli apa yang harus digunakan? Menurut beberapa mekanik, untuk girboks gak masalah pakai oli mesin.
“Makin kental makin bagus. Tapi takarannya sedikit saja, sekitar 100 – 150 cc tergantung motornya,” bilang M. Fadli, juragan Fadli Motor di Jl. Raya Bogor Km.41,5 yang kerap menangani matik.
Namun kalau dari pabrikan sih rekomendasinya pakai oli khusus untuk gigi reduksi. Masing-masing pabrikan sudah mengeluarkan oli khususnya kayak Yamalube Gear Oil (Yamaha), SGO (Suzuki), AHM Oil Transmission Gear (Honda).
Lalu bagian mana lagi yang butuh pelumasan? “Beberapa komponen bergerak pada sistem CVT wajib dilumasi menggunakan grease khusus secara berkala. Sekalian membersihkan ruang CVT dari kotoran dan debu. Untuk produk Yamaha umumnya setiap 10.000 km,” beber M. Abidin, Manager Technical Departement Service Division PT Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI) beberapa waktu lalu.
Untuk produk Honda, kata Wedijanto setiap 8.000 km. Nah, bagian yang dilumasi antara lain primary sliding sheave berikut spacer-nya, secondary sliding sheave serta secondary fixed sheave dan sebagainya.
Yuk kita telaah bagian demi bagian itu. Karena jika sampai lolos dari perhatian, tandanya sobat enggak sayang sama motornya dong. Hehehe..!
Kalau untuk mesin, rata-rata penggantian periodik dilakukan minimal setiap 2.000 – 2.500 km. Tapi ingat, oli yang digunakan jangan asal lo. Pilih yang sesuai spesifikasi. Untuk skutik, sebaiknya gunakan yang berspek JASO MB. Karena oli ini cenderung lebih licin dan khusus dibuat untuk mesin kopling kering.
Maklum, pada skutik mesin cenderung bermain di putaran tinggi. Sehingga butuh pelumas yang lebih licin dan encer biar sirkulasi olinya cepat merambat ke semua komponen bergerak di silinder dan kepala silinder.
Makanya lazimnya oli matik punya tingkat kekentalan atau SAE (Society of Automotive Engineers) lebih encer dari oli motor berkopling basah kayak bebek dan sport.
Bagian berikutnya yang juga kudu diperhatikan adalah oli girboks atau gigi reduksi. “Di skutik Honda, oli ini disarankan diganti setiap 8.000 km berbarengan dengan servis bagian CVT,” bilang Wedijanto Widarso, Manager Tecnical Departemen Service Divison PT Astra Honda Motor (AHM) beberapa waktu lalu.
Beberapa bagian komponen bergerak pada CVT wajib dilumasi menggunakan grease khusus tahan panas secara berkala |
Lantas oli apa yang harus digunakan? Menurut beberapa mekanik, untuk girboks gak masalah pakai oli mesin.
“Makin kental makin bagus. Tapi takarannya sedikit saja, sekitar 100 – 150 cc tergantung motornya,” bilang M. Fadli, juragan Fadli Motor di Jl. Raya Bogor Km.41,5 yang kerap menangani matik.
Namun kalau dari pabrikan sih rekomendasinya pakai oli khusus untuk gigi reduksi. Masing-masing pabrikan sudah mengeluarkan oli khususnya kayak Yamalube Gear Oil (Yamaha), SGO (Suzuki), AHM Oil Transmission Gear (Honda).
Lalu bagian mana lagi yang butuh pelumasan? “Beberapa komponen bergerak pada sistem CVT wajib dilumasi menggunakan grease khusus secara berkala. Sekalian membersihkan ruang CVT dari kotoran dan debu. Untuk produk Yamaha umumnya setiap 10.000 km,” beber M. Abidin, Manager Technical Departement Service Division PT Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI) beberapa waktu lalu.
Untuk produk Honda, kata Wedijanto setiap 8.000 km. Nah, bagian yang dilumasi antara lain primary sliding sheave berikut spacer-nya, secondary sliding sheave serta secondary fixed sheave dan sebagainya.
(motorplus.otomotifnet.com)
Penulis : Andhika | Teks Editor : AZ | Foto : Salim, Dok.OTO
Solusi Problem CVT Honda BeAT
Tapi, sehalus-halusnya CVT, kalau salah satu komponen bermasalah repot juga. Selain timbul suara berisik, tunggangan seperti tersendat mulai mesin dihidupkan hingga grip gas dibuka untuk jalankan motor matik.
“Biasanya belt di puli mulai kotor, roller miring (peang), lubang alur di mangkuk puli skunder skunder agak terkikis atau mangkuk kampas kopling sentrifugal tiddak rata lagi. Makanya timbul suara aneh dan jalan skubek enggak normal,” beber Mabruri Nuryana alias Ruri, Instruktur Mekanik sekolah HMTC (Hartomo Mechanical Training Centre), Depok.
Namun sumber semua masalah selain cara pakai yang kasar, juga tergantung dari cara pemilik merawat mesin. Apalagi komponen di CVT rawan debu, oli dan air. Ketika sudah tidak peduli lagi, komponen gampang rusak hingga timbul berisik atau jalan tersendat.
Cara paling sederhana jaga kondisi CVT agar tetap baik yaitu hindari 3 hal itu. Misal selalu bersihkan filter udara CVT setiap 3 bulan atau berbarengan saat servis berkala. Namun jika filter udara mulai berpori besar, tersumbat atau robek segera diganti dan tidak bisa ditawar.
“Jika debu campur air masuk ke rumah CVT dan mengendap di belt atau roller, kedua komponen bukan cuma cepat terkikis tapi akan timbulkan suara mendecit. Parahnya lagi jalannya tunggangan tidak lencer lagi,” lanjut Ruri dari Jl. Tole Iskandar, Depok.
Persolan juga bisa dari cara pakai dan perawatan. Apalagi kalau komponen CVT juga gunakanan pelumas khusus berupa gemuk (grease) tidak dilakukan penggatian secara berkala. Makanya disarankan untuk melakukan pelumasan rutin setiap satu tahun sekali..
Penulis : KR15 | Teks Editor : Nurfil | Foto : Dok. M+
Substitusi Kiprok Vario Bisa Pakai Punya Mio
Seperti terjadi di Honda Vario yang kiproknya rusak. Aki bisa tekor atau overcharger, lantaran keluar-masuk arus dari sepul tidak terkontrol. Dan pada saat tidak berkerja, setrum dari aki bisa balik ke sepul karena kiprok memang sudah tidak lagi searah.
Begitupun dengan lampu utama yang kerjanya andalkan putaran mesin untuk memutar generator atau sepul. Agar tegangan dan arus dari sepul tidak berlebihan, diperlukan kiprok
Oleh sebab itu, peranti ini memang harus segera diganti kalau sudah rusak.
Sayang pada saat kiprok Vario rusak, peranti ini lumayan jarang ditemukan di toko suku cadang. Terutama toko spare -parts yang tidak terlalu besar. Di bengkel resmi pun kadang harus pesan atau inden terlebih dahulu.
Jika alami hal itu, pemilik Vario tidak perlu khawatir lagi. Sebab Fajar Subekti pemilik Toyer Workshop, kasih saran untuk
menggantinya dengan kiprok Yamaha Mio. Apalagi komponen pabrikan berlogo garputala itu tergolong gampang atau mudah didapat di toko onderdil.
Menurut pria berperawakan sedang ini, untuk menerap kiprok Mio ke Vario cukup mudah. ”Kebetulan kiprok Vario dan Mio semua sama baik dari segi kaki-kaki maupun konektor. Perbedaan hanya pada daya yang keluar dari kiprok,” bilang pria yang juga buka bengkel di Jl. Setia Budi I, Kuningan, Jakarta Selatan.
sama, bisa dipakai tanpa kendala. Sebab baik Mio maupun Vario sistem kelistrikannya sama-sama AC untuk lampu dan DC untuk pengapian. Sehingga untuk pemasangan pun tidak ada yang perlu diubah.
Lantas untuk memasang kiprok Mio ke Vario, kata Fajar cukup mudah. Apalagi letak kiprok Vario ada di balik tebeng depan, ”Sehingga langsung bisa dilihat dengan mudah,” jelas pria ramah ini.
Pertama, copot tebeng depan. Kemudian lepas semua baut menggunakan obeng plus. Setelah tebeng depan terlepas, langsung terlihat bagian kiprok. Letak kiprok ada di kanan dekat aki. Setelah terlihat, tinggal langsung diganti dengan milik Mio.
Jika kiprok langka, Fajar sarankan juga bisa gunakan part KW2. Cuma biar tidak salah pilih, pastikan kiprok tersebut memiliki output bagus yang dapat meregulasi tegangan dan arus yang dihasilkan
dari sepul. ”Kira-kira tegangannya berkisar antara 13-15 Volt. Untuk mengujinya bisa pakai avometer,” sebut pria lajang ini.
Fajar mengklaim Mio lebih bagus ke Vario. Karena arus out put kiprok Mio lebih besar dibanding milik Vario, itu bisa dilihat dari ampere aki yang digunakan oleh kedua skubek itu.
Awenk Sugianto dari Sinar Rejeki Motor di dekat Pasar Bengkok, Pinang, Tangerang ikut kasih masukan. “Kiprok Vario bisa juga pakai dari Jupiter MX 135LC kok,” buka Awenk.
Penulis : Giantoro | Teks Editor : Nurfil | Foto :
Obat Vario Susah Hidup
Mulai dari prosedur penyalaan, lanjut ke pengapian, suplai bensin dan udara |
Untuk tahu penyebab Vario susah hidup. obatnya mesti diurut satu per satu. Dimulai dari prosedur penyalaan motor, berlanjut ke komponen pengapian hingga suplai bensin dan udara.
Maman Sugiman alias Boim kepala Instruktur lembaga kursus mekanik Hartomo Mechanical Training Centre (HMTC) Depok, akan mengawal cara atasi skubek Vario dapat hidup mudah.
Kata Boim, pertama kali memastikan fungsi sekelar pengaman di tuas rem dan standar samping berfungsi baik. Sebab kalau tidak terhubung, aliran arus ke pengapian tidak normal. Selain mesin mati total, juga bisa putus-nyambung.
“Biasanya sebab putus-nyambung pengaruh dari luar. Bisa dari debu, kotoran atau air yang masuk ke tombol sakelar,” imbuh Boim yang tugas di Jl. Tole Iskandar No. 9AB, Depok.
Kalau bukan dari sakelar tuas rem dan tombol starter, saran Boim untuk cek sistem pengapian lewat api busi. Sebab dari api busi, akan tahu semua kondisi pengapian.
Misalkan api tidak biru dan tidak fokus di tengah elektroda. Bisa jadi busi lemah, aki tekor atau ada yang korslet ke bodi. Tapi, kalau tidak keluar api dari kabel busi, kemungkinan besar sepul, CDI atau koilnya rusak.
Pastikan juga bensin dari tangki ke kaburator alirannya lancar. Sebab jika keran vakum tersumbat kotoran, minimnya bensin di bak karburator akan sulit diisap hingga ke ruang bakar.
Misalkan api tidak biru dan tidak fokus di tengah elektroda. Bisa jadi busi lemah, aki tekor atau ada yang korslet ke bodi. Tapi, kalau tidak keluar api dari kabel busi, kemungkinan besar sepul, CDI atau koilnya rusak.
Pastikan juga bensin dari tangki ke kaburator alirannya lancar. Sebab jika keran vakum tersumbat kotoran, minimnya bensin di bak karburator akan sulit diisap hingga ke ruang bakar.
“Begitu juga filter udara. Kalau kotoran sudah tebal menumpuk, pastinya bikin campuran gas bakar kaya bensin. Dengan komposisi seperti itu, gas bakar pun sulit dipatik api busi. Makanya Vario susah hidup,” tegas Boim
Betul juga. Sebab ketiganya memang syarat mesin bisa hidup.
Penulis : KR15 | Teks Editor : Nurfil | Foto : Adib
Bikin Yamaha Mio Ngisi Terus Atas - Bawah
Lebarkan lubang alur roller di puli primer efek bukaan puli primer makin dalam |
Contoh jika ingin akselarasi lebih mantap, tanpa mengorbankan tenaga di top-speed. Biasanya, Mian hanya mengganti roller yang memiliki bobot sedikit lebih ringan dari standar. Missal dari 8 gram, diubah jadi 7 gram. Tujuannya agar bukaan puli lebih cepat lagi.
Hanya saja bukaan puli lebih awal, mengakibatkan bukaan kampas sentrifugal jadi ikut cepat terangkat. Bila kemampuan tiga pegas penahan kampas lemah, kampas juga jadi mudah selip dan tenaga ada di rpm menengah.
Pegas kampas kopling diganti lebih keras agar tapak kampas di mangkuk kopling stabil |
Tapi, kalau top-speed masih dirasa kurang, Mian kasih solusi sederhana jika pemilik skubek tidak ingin ganti girboks. Caranya, cukup dengan meninggikan got atau alur jalan roller pada puli primer sampai ke atas pakai pisau tuner.
Kata Mian lagi, dengan membuat got jadi lebih tinggi, efeknya bukaan puli primer bisa jadi makin dalam. Sehingga lingkar belt di antara puli penggerak semakin besar. Sedang untuk lingkar belt di puli yang digerakkan jadi semakin kecil.
“Logikanya kalau lingkar puli primer lebih besar, belt akan memutar puli belakang jadi lebih banyak lagi,” saut Mian.
(motorplus-online.com)
Penulis : KR15 | Teks Editor : Nurfil | Foto : Yudi
Honda Vario Sering Mati Mendadak? Nih Penyebabnya!
Trus apa penyebabnya? Sebelum menyalahkan skubek Honda paling laris ini, sebaiknya instropeksi diri terlebih dahulu. Pasalnya, penyebab utamanya akibat human eror.
"Mati mendadak pada Vario karena kehilangan kompresi. Ada dua penyebab. Yang pertama karena kesalahan saat melakukan penyetelan jarak kerenggangan klep (gb.1)," buka Endro Sutarno, Technical Service Training Instructor, PT Astra Honda Motor (AHM).
"Kompresi pada Honda Vario tergolong tinggi, mencapai 10,7:1. Kompresi tinggi menghasilkan suhu tinggi di ruang bakar. Kalau terlalu tinggi, klep dan pelatuk (rocker arm) akan memuai," jelasnya.
Saat memuai, pelatuk akan terus mendorong klep sehingga kompresi bocor. "Makanya ketika di selah akan terasa ngelos. Ini karena tidak ada kompresi. Saat mesin dingin, jarak kerenggangan klep akan kembali normal dan bisa dihidupkan lagi," lanjutnya.
Tak heran bila sebenarnya Honda menyarankan kerenggangan klep yang cukup renggang untuk Vario. Dipatok 0,16 mm untuk klep masuk dan 0,25 mm untuk klep buang.
Bandingkan dengan Honda BeAT yang kompresinya lebih rendah, hanya 9,2:1. Kerenggangan klepnya bisa lebih rapat, hingga 0,14 mm untuk klep masuk dan buang.
Agar presisi, melakukan setel klep harus menggunakan alat ukur bernama filler (gb.2). Lempengan plat tipis ini menjadi patokan kerenggangan antara klep dan pelatuk klep.
"Lalu, penyebab kedua adalah akibat tumpukan karbon di ruang bakar. Karbon (kerak diruang bakar) sering mengganjal klep sehingga klep terus terbuka dan kehilangan kompresi," jelas pria yang berkantor di Sunter ini.
"Begitu distarter lagi, karbonnya rontok dan bisa hidup kembali," ungkap Endro. Kalau yang ini harus dibersihkan secara berkala.
Biasanya di bengkel umum atau jaringan bengkel resmi Honda menawarkan service besar yang salah satu itemnya adalah melakukan pembersihan di ruang bakar.
Artinya, asal perawatannya benar, enggak akan mati mendadak.
Penulis : Popo | Teks Editor : Nurfil | Foto : Aant
Behel Minerva Bikin Sporty Vario
Kalau dulu, pengguna Honda Vario ingin tampilan behelnya jadi lebih sporty bisa dilakukan dengan memotong bagian tengah behel sehingga terpisah. Atau bisa juga dengan menggunakan produk variasi. Nah, ini kali boleh pakai punya Minerva VX 150. Ide ini disampaikan oleh Topo Goedhel dari Kahanan Motor (KM). "Saya perhatikan dimensi behel Minerva ini pas dengan bentuk bodi Vario. Hal itu membuat estetika motor tetap terjaga. Malahan Vario jadi terlihat sangat sporty," pede Topo yang memang pedenya selangit.
Selain itu juga, untuk memasangnya juga enggak bakal bikin pusing. "Stepnya dimulai dari membuat braket yang menggunakan pelat besi setebal 1 cm," tambah Topo sambil mengingatkan kalau braket tadi dibuat seperti huruf U.
Tentu ada alasannya dibuat seperti huruf U tadi. "Dibuat U supaya terlihat presisi dan benar-benar nempel di bawah jok dan juga bodi motor," ungkap pria yang kadang urakan ini.
Braket tadi sebaiknya dicat hitam. "Hal itu supaya sewarna dengan behel sehingga terlihat seakan menyatu antara behel dan bodi," celetuk pemilik bengkel buka praktik di Jl. Jagakarsa Raya No. 51, Jakarta Selatan ini.
Selanjutnya behel tadi dilubangi di empat titik. "Dua di bagian bawah dan 2 lagi di sebelah atas," tambah Topo yang melubangi itu dengan cara dibor pakai ukuran baut 12.
Dua lubang di bawah gunanya untuk baut yang mengikat ke rangka motor. "Sedangkan baut yang ke atas untuk ke behel," kata pria
Tentu ada alasannya dibuat seperti huruf U tadi. "Dibuat U supaya terlihat presisi dan benar-benar nempel di bawah jok dan juga bodi motor," ungkap pria yang kadang urakan ini.
Braket tadi sebaiknya dicat hitam. "Hal itu supaya sewarna dengan behel sehingga terlihat seakan menyatu antara behel dan bodi," celetuk pemilik bengkel buka praktik di Jl. Jagakarsa Raya No. 51, Jakarta Selatan ini.
Selanjutnya behel tadi dilubangi di empat titik. "Dua di bagian bawah dan 2 lagi di sebelah atas," tambah Topo yang melubangi itu dengan cara dibor pakai ukuran baut 12.
Dua lubang di bawah gunanya untuk baut yang mengikat ke rangka motor. "Sedangkan baut yang ke atas untuk ke behel," kata pria
Soal harga, behel Minerva itu bisa ditebus dengan cara menukar kocek Rp 200 ribu. Beli gampang gak?
Penulis : Nurfil | Teks Editor : Nurfil | Foto : Yudi
Jadwal Perawatan V-Belt CVT, Periksa Tiap 8 Ribu Kilometer
Penggunaan 8.000 km jadi awal pengguna skubek buat ngeh kondisi sabuk. Artinya, SOP alias Standar Operasional Prosedur waktu 8.000 km belt wajib dicek. Setelah itu setiap kelipatan 8.000 km kembali diperiksa.
“Normalnya, belt diganti waktu masuk penggunaan motor 24.000 km. Tapi, angka penggantian 24.000 km bukan patokan. Bisa jadi lebih cepat karena perlakuan,” timpal Slamet dari Yamaha Enginering School (YES), PT Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI), Jakarta.
Artinya, ada kondisi yang bikin sabuk lebih cepat diganti dari jadwal yang sudah ditentukan. Seandainya dicek pada 16.000 km, ada teknik dan cara sederhana mengetahui belt wajib diganti.
“Ada ukuran toleransi minimal lebar belt yang jadi patokan. Setiap bengkel AHASS menyiapkan alat ukurnya. Konsumen harus minta pengecekan seperti itu,” kata Wedijanto yang berkantor di kawasan Tipar Cakung, Jakarta Utara.
Cara sederhana yang bisa dilakukan untuk mengetahui kondisi belt dengan cara menekuk belt. “Seandainya ada keretakan di antara gerigi. Sebagusnya ganti saja. Keretakan sudah mulai getas,” ujar Slamet yang bermarkas di DDS Yamaha, Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
Terakhir, jangan sembarang pakai belt dressing. Kalau tidak cocok, cairan kimianya bisa merusak.
Penulis : Niko | Teks Editor : Nurfil | Foto : Boyo
Upgrade Mio Budget Rp 1,2 Juta, Tenaga Naik 3,432 DK
Jakarta- Berencana upgrade performa Yamaha Mio kesayangan makin responsif dan tambah kenceng? Tak ada salahnya meniru hasil racikan tunggangan milik Ricky, warga Bintaro, Jaksel ini. Pasalnya harganya terjangkau, serta pengerjaannya cepat serta enggak perlu rawat inap di bengkel.
“Harga paketannya cukup bersahabat; Rp 1,2 juta dan pengerjaannya hanya sehari. Setelah dites pakai mesin dyno, power-nya nambah 3,432 dk. Pokoknya dijamin puas deh,” ujar pembesut Mio Sporty lansiran 2009 ini.
Wow.. mantap Gan! Pasti ubahannya banyak? “Cuma pasang blok mesin baru plus piston set diameter 58, 5 mm (150 cc) dan aplikasi knalpot freeflow SKR. Part pendukung lainnya; spuyer X-treme 15/115, roller X-treme 11 gr, cop busi Power, busi Autolite 4194 dan paking blok (gbr.1),” sahut Muh. Suryadi, kepala mekanik Ultraspeed Racing (UR).
Selain aplikasi peranti di atas, dalam satu paket, pria akrab disapa Choky ini juga melakukan atur ulang squish head (gbr.2). Tujuannya tak lain agar diameter permukaan head sesuai sama diameter piston yang tambah besar.
“Ujungnya piston tidak bakal nabrak permukaan bibir head. Squish-nya saya desain jadi 9° saja,” aku pria yang ngepos di Jl. H. Mencong No.42, Ciledug, Tangerang.
Enggak ketinggalan, porting polish lubang intake dan exhaust pada head mesin (gbr.3) juga dilakukan Choky. “Tujuannya agar peredaran BBM yang masuk ke ruang bakar maupun peredaran gas buang lebih optimal. Pemapasannya tidak banyak, sekitar 1 mm saja kok,” akunya.
Nah setelah tunggangan digarap sehari serta dilakukan penyesuaian dan setting sana-sini, besutan dites mesin dyno dynamometer DYNAmite milik UR (gbr.4). Sebelum di-upgrade/bore-up, kondisi masih standar, diperoleh power puncak 6,758 dk/8.600 rpm dan torsinya 6,044 Nm/.933 rpm.
Lalu setelah di-upgrade tercatat power maksimalnya 10,19 dk/7.719 rpm dan torsi 10,67 Nm/6.619 rpm. Ini menunjukkan ada kenaikan power sebesar 3,432 dk sedangkan torsinya bertambah 4,626 Nm.
Masih penasaran? Keterangan lebih komplet bisa sambangi UR langsung. Namun untuk pertimbangan harga maupun hasil garapan, sebelumnya bisa cari referensi ke bengkel lain terlebih dulu.
“Harga paketannya cukup bersahabat; Rp 1,2 juta dan pengerjaannya hanya sehari. Setelah dites pakai mesin dyno, power-nya nambah 3,432 dk. Pokoknya dijamin puas deh,” ujar pembesut Mio Sporty lansiran 2009 ini.
Wow.. mantap Gan! Pasti ubahannya banyak? “Cuma pasang blok mesin baru plus piston set diameter 58, 5 mm (150 cc) dan aplikasi knalpot freeflow SKR. Part pendukung lainnya; spuyer X-treme 15/115, roller X-treme 11 gr, cop busi Power, busi Autolite 4194 dan paking blok (gbr.1),” sahut Muh. Suryadi, kepala mekanik Ultraspeed Racing (UR).
Selain aplikasi peranti di atas, dalam satu paket, pria akrab disapa Choky ini juga melakukan atur ulang squish head (gbr.2). Tujuannya tak lain agar diameter permukaan head sesuai sama diameter piston yang tambah besar.
Nah setelah tunggangan digarap sehari serta dilakukan penyesuaian dan setting sana-sini, besutan dites mesin dyno dynamometer DYNAmite milik UR (gbr.4). Sebelum di-upgrade/bore-up, kondisi masih standar, diperoleh power puncak 6,758 dk/8.600 rpm dan torsinya 6,044 Nm/.933 rpm.
Lalu setelah di-upgrade tercatat power maksimalnya 10,19 dk/7.719 rpm dan torsi 10,67 Nm/6.619 rpm. Ini menunjukkan ada kenaikan power sebesar 3,432 dk sedangkan torsinya bertambah 4,626 Nm.
Hasil Dyno | |||
| Standar | Upgrade | Kenaikan |
Power | 6,758 dk/8.600 rpm | 10,19 dk/7.719 rpm | 3,432 dk |
Torsi | 6,044 Nm/.933 rpm | 10,67 Nm/6.619 rpm | 4,626 Nm |
Ultraspeed Racing |
(motorplus.otomotifnet.com)
Penulis : Banar | Teks Editor : AZ | Foto : Banar
Ganti Kunci Kontak Mio Pakai Bawaan Mio Soul, Bikin Sungkan Maling!
Ada penutup lubang kunci, maling butuh waktu lebih |
Bukan tanpa alasan mengapa Aris, mengganti panel kunci kontak Yamaha New Mio Sporty 2009 miliknya pakai kunci kontak milik Mio Soul.
“Sebelumnya pernah hampir dicungkil maling. Mungkin karena tidak ada penutup lubang kunci, jadi mudah untuk dirusak pakai kunci T. Kalau Mio Soul kan ada penutupnya. Bisa lebih lama,” bilang pria tinggal di Jl. Damai 4, RT 02/02, Pasanggrahan, Bintaro, Jakarta Selatan.
“Sebelumnya pernah hampir dicungkil maling. Mungkin karena tidak ada penutup lubang kunci, jadi mudah untuk dirusak pakai kunci T. Kalau Mio Soul kan ada penutupnya. Bisa lebih lama,” bilang pria tinggal di Jl. Damai 4, RT 02/02, Pasanggrahan, Bintaro, Jakarta Selatan.
Hal serupa juga dirasakan dan dilakukan Jimmy Orbotech. Tapi, kalau doi, baru sebatas antisipasi alias jaga-jaga. “Ketimbang motor hilang lebih dulu, baiknya lakukan tindakan preventif alias pencegahan,” ungkap pemilik Yamaha Mio Sporty yang tinggal di Perumahan Cipondoh Makmur, Tangerang.
Betul tuh! Apalagi MOTOR Plus pernah menulis soal pencurian kendaraan bermotor. Juga, komentar langsung dari oknum. Bahwa, lebih baik mendahulukan ‘memetik’ alias mencuri motor yang tanpa pengamanan berlebih. Waktu jadi lebih cepat. Misalnya, seperti motor tanpa pengaman kunci kontak itu.
Nah, buat sobat yang kadung sayang pacuannya, enggak ada salahnya buat mengikuti langkah yang dilakukan Aris dan Jimmy. Tentunya, waktu yang dibutuhkan pencuri jadi lebih lama. “Karena harus mengakali membuka lubang kunci sebelum menjebol panel kunci kontak,” bilang Jimmy yang juga punya bengkel bernama Karya Teknik di rumahnya itu.
Apalagi menurut kedua pria ramah ini, buat aplikasi kunci kontak Mio Soul cukup mudah. Tidak perlu banyak ubahan. Misalnya, bikin dudukan baru lagi. “Enggak perlu bikin dudukan baru lagi kok,” sebut Aris.
Mantapnya lagi, sekarang kunci kontak orisinal Mio Soul juga mudah didapat. Tidak perlu pesan khusus, tapi bisa dibeli di toko. “Bahkan untuk produk KW juga ada yang jual. Tinggal pilih mau pakai asli apa KW,” timpal Aris lagi.
Tapi, dari kedua part itu tentu ada perbedaan ya! Selain kualitas, kunci kontak asli sudah dilengkapi kunci dan panel buat buka jok. Sedang untuk part KW, hanya kunci panel kontak depan aja.
"Lebih baik sih pilih yang orisinal dari pabrik. Karena kalau pakai yang KW, tentu harus pakai dua anak kunci lagi,” saran Jimmy yang juga kerap bikin engine buat pacuan drag bike.
Memang! Kalau pakai dua anak kunci, tentu bikin repot ya! Sebab buat buka jok tentu kudu pakai kunci kontak lama. Sedang untuk menghidupkan mesin motor, pakai anak kunci baru. Welehhhh...
Bicara harga, antara panel kunci kontak KW dan orisinal tidak terlalu jauh kok. Untuk kunci kontak buatan Yamaha asli di pasaran dijual Rp 150 – 70 ribu. Itu, sudah termasuk panel kontak buat buka jok ya. Tapi untuk kualitas di bawah part pabrik, ditawarkan Rp 80 ribuan. “Kalau beli orisinal depannya saja, bisa juga sih. Biasanya dijual Rp 100 ribu,” sebut Jimmy yang juga sudah pasang di beberapa motor milik temannya.
Betul tuh! Apalagi MOTOR Plus pernah menulis soal pencurian kendaraan bermotor. Juga, komentar langsung dari oknum. Bahwa, lebih baik mendahulukan ‘memetik’ alias mencuri motor yang tanpa pengamanan berlebih. Waktu jadi lebih cepat. Misalnya, seperti motor tanpa pengaman kunci kontak itu.
Nah, buat sobat yang kadung sayang pacuannya, enggak ada salahnya buat mengikuti langkah yang dilakukan Aris dan Jimmy. Tentunya, waktu yang dibutuhkan pencuri jadi lebih lama. “Karena harus mengakali membuka lubang kunci sebelum menjebol panel kunci kontak,” bilang Jimmy yang juga punya bengkel bernama Karya Teknik di rumahnya itu.
Apalagi menurut kedua pria ramah ini, buat aplikasi kunci kontak Mio Soul cukup mudah. Tidak perlu banyak ubahan. Misalnya, bikin dudukan baru lagi. “Enggak perlu bikin dudukan baru lagi kok,” sebut Aris.
Mantapnya lagi, sekarang kunci kontak orisinal Mio Soul juga mudah didapat. Tidak perlu pesan khusus, tapi bisa dibeli di toko. “Bahkan untuk produk KW juga ada yang jual. Tinggal pilih mau pakai asli apa KW,” timpal Aris lagi.
Tapi, dari kedua part itu tentu ada perbedaan ya! Selain kualitas, kunci kontak asli sudah dilengkapi kunci dan panel buat buka jok. Sedang untuk part KW, hanya kunci panel kontak depan aja.
"Lebih baik sih pilih yang orisinal dari pabrik. Karena kalau pakai yang KW, tentu harus pakai dua anak kunci lagi,” saran Jimmy yang juga kerap bikin engine buat pacuan drag bike.
Memang! Kalau pakai dua anak kunci, tentu bikin repot ya! Sebab buat buka jok tentu kudu pakai kunci kontak lama. Sedang untuk menghidupkan mesin motor, pakai anak kunci baru. Welehhhh...
Bicara harga, antara panel kunci kontak KW dan orisinal tidak terlalu jauh kok. Untuk kunci kontak buatan Yamaha asli di pasaran dijual Rp 150 – 70 ribu. Itu, sudah termasuk panel kontak buat buka jok ya. Tapi untuk kualitas di bawah part pabrik, ditawarkan Rp 80 ribuan. “Kalau beli orisinal depannya saja, bisa juga sih. Biasanya dijual Rp 100 ribu,” sebut Jimmy yang juga sudah pasang di beberapa motor milik temannya.
Jika tertarik buat aplikasi, buruan beli! Setelah itu pasang bareng yuk. Ini langkah pemasangannya. Pertama, sobat kudu buka baut cover bodi depan bagian belakang. Maksudnya, cover yang menutupi dari dek bawah hingga ke batas setang. Untuk buka bagian itu, setidaknya ada 6 sekrup kudu dilepas. Membukanya, gunakan obeng kembang.

Dudukan baut sama, buka pakai kunci L5 (kiri). Sesuaikan bentuk lubang dengan panel kontak Soul (kanan).
Dudukan baut sama, buka pakai kunci L5 (kiri). Sesuaikan bentuk lubang dengan panel kontak Soul (kanan).
Sudah? Lanjutkan melepas dek tengah bagian atas alias dek yang kerap diinjak pengendara. Untuk membukanya, pakai kunci T 10 mm. Ada 4 baut yang harus dilepaskan dari dudukannya.
Setelah baut-baut dek atas terlepas, kini giliran dek bagian bawahnya. Membukanya,
juga kudu lepaskan baut. Tapi, pakai obeng kembang ya! “Boleh dibilang memang agak repot buat melepas sekedar membuka kunci kontak Mio. Tapi, sabar saja," sebut Jimmy.
Dek terlepas, kini giliran lanjut ke cover mesin yang terletak di bawah jok pengendara. Membukanya, kendurkan dan lepaskan 6 sekrup pengikat pakai obeng kembang. Nah, sekarang bisa deh lepaskan semua bodi itu. Terlihat keseluruhan panel kunci kontak standar milik Mio Sporty! Melepas dua baut panel kunci ini, cukup gunakan kunci L5. Setelah dicopot, pasang panel kunci kontak Mio Soul. “Dudukan baut sama, jadi gak perlu ubah lagi kan,” timpal Aris.
Tapi sebelum memasang semua cover bodi yang sudah dipreteli tadi, sobat terpaksa kudu sesuaikan lubang penutup panel lagi. “Untuk ini butuh bor tunner atau gergaji besi. Tapi, biar lebih rapi, baiknya pakai bor tunner,” saran Jimmy. Itu karena sebelumnya panel kontak Mio kan bulat, sedang Soul kotak. Beres, deh!
Setelah baut-baut dek atas terlepas, kini giliran dek bagian bawahnya. Membukanya,
juga kudu lepaskan baut. Tapi, pakai obeng kembang ya! “Boleh dibilang memang agak repot buat melepas sekedar membuka kunci kontak Mio. Tapi, sabar saja," sebut Jimmy.
Dek terlepas, kini giliran lanjut ke cover mesin yang terletak di bawah jok pengendara. Membukanya, kendurkan dan lepaskan 6 sekrup pengikat pakai obeng kembang. Nah, sekarang bisa deh lepaskan semua bodi itu. Terlihat keseluruhan panel kunci kontak standar milik Mio Sporty! Melepas dua baut panel kunci ini, cukup gunakan kunci L5. Setelah dicopot, pasang panel kunci kontak Mio Soul. “Dudukan baut sama, jadi gak perlu ubah lagi kan,” timpal Aris.
Tapi sebelum memasang semua cover bodi yang sudah dipreteli tadi, sobat terpaksa kudu sesuaikan lubang penutup panel lagi. “Untuk ini butuh bor tunner atau gergaji besi. Tapi, biar lebih rapi, baiknya pakai bor tunner,” saran Jimmy. Itu karena sebelumnya panel kontak Mio kan bulat, sedang Soul kotak. Beres, deh!
Penulis : Eka | Teks Editor : Nurfil | Foto : Herry AXL
Mau Stroke Up? Perhatikan Dulu Beda Pen Stroke Bebek dan Skubek!
Kiri milik bebek, jalur oli dari bandul kruk as menuju laher bambu. Kanan milik skubek, jalur oli dari samping |
Menggunakan pen stroke dirasa palingaman dan murah. “Lebih aman karena tidak merusak kruk as. Dibilang lebih murahkarena ongkos pasangnya, juga tidak mahal,” jelas Zaenudin alias Bang Jay dari Eka Jaya Motor.
Enaknya lagi, pen stroke tidak hanya tersedia untuk skubek alias matik. Tersedia
juga untuk bebek yang modifable macam Yamaha Jupiter series, MX dan Suzuki Satria F-150.
Namun kadang karena kepepet banyakyang coba menerapkan pen stroke skubek di bebek. “Sebab pen stroke skubek lebih banyak pilihan ukuran,” jelas Bang Jay dari markasnya di komplek Poris Paradise, Poris, Tangerang.
Namun Bang Jay mewanti. Antara pen stroke skubek dan bebek ada perbedaan.
“Yakni, pada lubang jalur oli,’ jelas Bang Jay berbagi ilmu.
Kalau di bebek, lubang jalur oli dari bandul kruk as. Sehingga jalur oli dari bandul kruk as menuju laher bambu di setang piston.Sedangkan di skubek tidak begitu. Lubang oli dari sisi samping pin stroke. “Pelumas masuk dari samping pin dan mengalir menuju laher bambu,” jelas Bang Jay yang beken sejak era 2-tak ini.
Berbeda jika skubek menggunakan pin stroke bebek. Bisa dilakukan. “Cara- nya setang piston dibikin seperti 2-tak. Pada pantat setang piston dibuatkan lubang oli tambahan,” celetuk Candra Sopandi dari bengkel bubut Master Tjendana, Bandung Jawa Barat.
(motorplus-online.com)
Penulis : Aong | Teks Editor : Nurfil | Foto : Yudi
Friday, April 8, 2011
Bikin Empuk Sok Depan Suzuki Skywave 125
Kejadian terbalik dialami Skywave. Kompresi (tekanan) juga rebound (tendangan balik) peredam kejut skubek Suzuki jauh lebih keras. Bahkan dengan Skydrive yang masih varian Suzuki, konon sangat terasa bedanya.
“Dari pengalaman dan pengujian, hasilnya sok depan Skywave terbukti lebih keras sedikit dibanding Skydrive. Sehingga bantingan atau redaman lebih keras dan bikin tangan cepat lelah,” ujar Moch. Faisal Hargono alias Hargo, kepala instruktur HMTC Bandung.
Biar pengendara Skywave kembali nyaman saat mengendarinya, Hargo pun coba mengganti komponen di dalam tabung terutama pegas dan olinya. Alhasil, redaman sok depan lebih nyaman tanpa mengubah bentuk juga diameter lubang di pipa suling.
Menurutnya, komponen penganti di dalam tabung sok yang cocok dan sudah pernah dicoba adalah pegas punya Honda Vario. Dan perggantian ini mesti diimbangi dengan menaikkan kapasitas oli standar dari 53 ml menjadi 55 ml.
“Setingan itu mampu menghasilkan rebound (tendangan balik) lebih stabil. Bahkan saat pipa menekan tabung, kompresinya tidak terlalu keras. Sebab per Vario lebih renggang dibanding Skywave yang sedikit rapat," jelas pria bertugas di Jl. Cibaduyut Raya, Gg. Siti Mardiyah No. 6, Bandung.
Disebutkan Hargo juga, harga per Vario selisihnya sedikit dari Skydrive. Pegas Vario dijual di toko onderdil berkisar Rp 17 ribuan per batang, sedangkan per Skywave sekitar Rp 15 ribuan. Tinggal dikalikan dua deh harganya untuk dipasang pada kedua tabung.
Ulir Honda Vario lebih rapat di bawah (kiri). Copot ring klip agar pegas di dalam tabung bisa dikeluarkan dan diganti baru (kanan).
Prinsip pemasangan juga sama. Sepatbor dan tebeng depan lebih dulu dibuka. Lalu pegas dikeluarkan dari pipa dan tabung, caranya buka penutup dan ring klip pengunci di atas pipa tubular pakai tang lancip. Lantas pisahkan dari segitiga untuk membuang oli hingga tuntas agar bisa diganti baru.
Setelah per asli dilepas, lanjut masukkan per Vario ke dalam tabung sok Skywave. Dilanjut memasukkan oli ke masing-masing tabung sesuai setingan awal yaitu 55 ml, sebelum pegas kembali ditutup dengan klip penguncinya.
“Volume oli juga bisa dikurangi atau dilebihkan sesuai beban dan kebutuhan pengendara. Namun dengan ubahan ini, tetap terjadi penambahan volume oli untuk menjaga kestabilannya,” tutup Hargo
Setelah per asli dilepas, lanjut masukkan per Vario ke dalam tabung sok Skywave. Dilanjut memasukkan oli ke masing-masing tabung sesuai setingan awal yaitu 55 ml, sebelum pegas kembali ditutup dengan klip penguncinya.
“Volume oli juga bisa dikurangi atau dilebihkan sesuai beban dan kebutuhan pengendara. Namun dengan ubahan ini, tetap terjadi penambahan volume oli untuk menjaga kestabilannya,” tutup Hargo
Penulis : KR15 | Teks Editor : Nurfil | Foto : Adib
Yamaha Mio Adopsi Big Pulley Dari Vario dan BeAT
Tiga tiang di rumah roller dibabat (kiri). Diberi pengganjal ramp plate milik Mio (kanan)
Tapi, harga puli racing di pasaran cukup mahal. Bisa Rp 250 ribu sampai 500 ribu. Karena itu, Fajar Subekti dari Toyer Workshop di Jl. Setia Budi, Kuningan Jakarta Selatan cari solusi.
”Bisa menggunakan puli Honda BeAT untuk di aplikasi ke Yamaha Mio. Selain harga lebih murah, andai terjadi kerusakan terhadap puli spare-partsnya banyak. Lalu puli BeAT juga bisa masuk ke kategori big pulley. Karena roller yang digunakan lebih besar dari milik Mio,” jelas pria yang juga ahli di bidang komputer ini.
Memang ada ubahan yang harus dilakukan agar puli BeAT bisa dipasang di Mio. ”Tidak terlalu banyak, hanya tiga bagian yang diubah” jelas pria yang akrab disapa Toyer ini.
Namun sebelumnya harus belanja part terlebih dahulu. Untuk beli satu set puli BeAT lengkap dengan rumah roller, slider dan roller dibanderol Rp 155 ribu. Tuh, lebih murah kan!
Untuk bagian collar atau driven face boss atawa bushing disarankan menggunakan milik Honda Vario. Itu karena milik BeAT lebih panjang. Ini bisa menyebabkan saat puli dipasang posisi belt malah jadi tidak dapat rapat dengan puli.
Untuk ubahan pertama yang dilakukan adalah mengubah diameter dalam bagian collar atau bushing Vario. Diubah dengan menyesuaikan bagian dalam seperti milik Mio. Pembesaran pada bagian dalam ini bertujuan agar collar dapat dimasukkan ke dalam as.
Kedua, rumah roller juga harus disesuaikan. Yaitu 3 tiang tempat slider bekerja juga kena papas. Dipapas sekitar beberapa milimeter atau diratakan. Tujuannya agar saat roller terlempar bagian tutup puli tidak bersinggungan dengan one way dan gir starter.
Dan ketiga, bagian ramp plate atau tutup puli. Bagian ini juga harus dibubut di bagian lubangnya. Dibubut sekitar 1 mm. Atau bisa dengan menyesuaikan besar lubang dengan milik Mio. Karena lubang di bagian tutup puli BeAT lebih kecil. Agar saat puli digunakan posisi tetap lurus.
Diameter dalam collar Vario dibesarkan(kiri). Puli rumah roller Mio dikasih gemuk. Lebih Awet (kanan).
Fajar juga memberikan sedikit tips. Bagian belakang dekat gir starter diberi spacer. ”Tujuannya agar saat puli bekerja, posisi belt tidak miring dan tetap lurus sehingga gerak belt akan sempurna” jelas Fajar lagi.
Untuk spacer bisa menggunakan ramp plate milik Mio. Diambil di bagian yang datarnya saja. Untuk ini bisa meminta bantuan tukang bubut. Setelah dipotong pasang pada bagian belakang. Atau sebelum memasang puli, pasang dulu bagian spacer tadi.
Jadi, fungsi tutup puli Mio itu hanya sebagai pengganjal.
Mio Lebih Awet
Yamaha Mio menggunakan puli depan atau rumah roller Honda Vario sebenarnya berisiko. Rumah roller mudah oblak karena cincin yang bertemu bushing mudah aus.
Tidak seperti puli rumah roller asli Yamaha Mio yang dilengkapi sil karet sebagai penyekat grease atau gemuk.
Adanya gemuk membuat gesekan cincin rumah roller dan bushing jadi rendah. Karena gemuk memberikan pelicin dan mengurangi gesekan.
Kontruksi puli rumah roller seperti ini bukan hanya milik Vario. Honda BeAT juga seperti ini. Biasanya yang kalah cincin di rumah roller. Bisa seperti itu karena cincin rumah roller dibuat dari bahan yang lebih lunak. Seperti bahan tembaga atau kuningan. Sedangkan bahan bushing dari baja yang dihard krom.
Untuk spacer bisa menggunakan ramp plate milik Mio. Diambil di bagian yang datarnya saja. Untuk ini bisa meminta bantuan tukang bubut. Setelah dipotong pasang pada bagian belakang. Atau sebelum memasang puli, pasang dulu bagian spacer tadi.
Jadi, fungsi tutup puli Mio itu hanya sebagai pengganjal.
Mio Lebih Awet
Yamaha Mio menggunakan puli depan atau rumah roller Honda Vario sebenarnya berisiko. Rumah roller mudah oblak karena cincin yang bertemu bushing mudah aus.
Tidak seperti puli rumah roller asli Yamaha Mio yang dilengkapi sil karet sebagai penyekat grease atau gemuk.
Adanya gemuk membuat gesekan cincin rumah roller dan bushing jadi rendah. Karena gemuk memberikan pelicin dan mengurangi gesekan.
Kontruksi puli rumah roller seperti ini bukan hanya milik Vario. Honda BeAT juga seperti ini. Biasanya yang kalah cincin di rumah roller. Bisa seperti itu karena cincin rumah roller dibuat dari bahan yang lebih lunak. Seperti bahan tembaga atau kuningan. Sedangkan bahan bushing dari baja yang dihard krom.
Penulis : Giantoro | Teks Editor : Nurfil | Foto : Yudi, Adib
Subscribe to:
Posts (Atom)