Wednesday, March 30, 2011

Membersihkan Filter Udara

Jangan sepelekan saringan udara pada sepeda motor. Lalai dari perawatan bisa mengganggu performa. Padahal, untuk membersihkannya tak harus dibawa ke bengkel, dapat dikerjakan sendiri. Hanya, mungkin banyak yang belum diketahui pemilik motor kalau bahan filter udara itu sudah masuk generasi ketiga.


Pertama, menggunakan bahan busa, kemudian bergeser dengnan kertas kering dan terakhir (terbaru), kertas basah. Ketiga mempunyai perlakukan berbeda ketika membersihkannya.


Saringan motor
bersihkan Saringan motor 







Nih, petunjuk membersihkannya.

Filter udara dari busaMeski sudah lama, tak sedikit pabrikan mengaplikasi model ini lantaran mudah perawatannya. Untuk membersihkannya cukup pakai bensin dengan cara direndam atau disiran, setelah itu diperas. Dilakukan dua sampai tiga kali dan memerasnya busa jangan dipelintir. Selain busa cepat rusak, bentuknya berubah dan melar. Untuk mengeringkannya, cukup diremas dengan halus.

Setelah dibersihkan, lumuri pakai oli. “Bisa pakai oli mesin SAE 10-40W atau oli samping. Cukup tipis dilapisi pada permukaan busa,” jelas Songa, mekanik yang membuat motor balap dan juga terima servis motor.

Kertas kering
Disebut dry element. Bahannya tebal, tidak cepat rusak saat menyedot udara, meski udaranya terkadang bercampur cairan, semisal air. “Proses membersihkan filter ini justru lebih gampang ketimbang berbahan busa,” ungkap Endro Sutarno, Instruktur Technical Service Division, PT Astra Honda Motor (AHM).

Untuk menghilangkan kotoran, cukup disemprot pakai angin kompresor, tanpa harus direndam bensin, apalagi dengan oli. Harganya, jelas lebih mahal dari model busa.

Kertas basah
Model terbaru disebut wet element. Bahannya hampir mirip dengan kertas kering. Bedanya, kertas basah ini memiliki pelumas khusus berfungsi menyetop kotoran tidak masuk ke ruang bakar. Bukan berarti, pelumasnya bisa ditambah.

Saringan tipe ini, juga minim perawatan. “Disebut viscous element seperti yang dipakai Honda Vario,” jelas Endro.

Selain pada Vario, filter ini dipakai pada Yamaha Soul dan New Mio. Dari selebaran anjuran yang diterbitkan PT Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI), filter ini punya banyak pantangan. Di antaranya tidak boleh dicucui atau dibersihkan pakai kuas atau sikat. Dan tak boleh dibersihkan pakai pompa angin kertekanan. “Takutnya, semprotan itu menghilangkan pelumas di kertas,” papar Endro.

Cara membersihkannya, cukup dilap tipis. Dengan kata lain, sebenarnya nggak perlu dibersihkan hingga waktu gantinya yang maksimal bisa menempuh 15.000 km.

YMKI menekankan buat pemilik Yamaha Soul dan New Mio agar boks filter udara jangan dibuka sama sekali. Kecuali untuk penggantian saringan udara. Dan yang motornya sering melintasi jalanan berdebu, tentu bakal sering ganti filter.

Solusi
Ada cara mudah dan praktis! Gimana kalau filter itu disubsitusi pakai filter model busa. Jadi, kalau kotor tinggal dicuci. Jadi mesti 16 ribu kilometer dan keluar uang lagi. Tinggal beli filter tipe busa.

Cari ukuran busa yang sedikit lebih besar ketimbang filter sebelumnya. Jadi kalau kurang, nggak repot dan tinggal potong. Sebagai ilustrasi, untuk Yamaha New Mio bisa pakai filter Mio lama. “Selain lebih murah juga bisa tetap dibersihkan. Sehingga bisa dipakai berulang kali,” anjur Rusnanto mekanik bengkel resmi Yamaha JG Motor di Jl. Kongsijaya, No. 208, Jatibarang, Indramayu. (Eka, Aong)

Source : kompas.com

Pilihan Karbu untuk Honda Vario Bore Up

Bore-up Honda Vario? Agar tarikan tetap mumpuni, otomatis karburator aslinya yang tipe vakum ukuran 22 mm harus diperbarui dan disesuaikan dengan kebutuhan mesin, dong. Umumnya sih, model skep manual dan berventuri besar.
"Kalau enggak diganti kasihan mesin, bisa jebol karena gak sesuai dengan ruang bakar yang sudah gede," ungkap Johny Holle mekanik dan pemilik bengkel Johny Holle Motor (JHM).


Gbr 1
Gambar 1
Nah, memilih karbu pengganti tentu harus cermat. Artinya, ukuran diameter venturi besar yang cocok sama Vario (gbr.1) dan apa kudu mengganti intake manifold atau tidak? Sehingga kebutuhan bahan bakar yang diisap mesin tidak kekurangan atau kelebihan.
 
Gambar 2
Gambar 2

 Gambar 3
Gambar 3
 
 Gambar 4
Gambar 4
 
 "Vario bore-up 150 cc ke atas, paling gak pakai karbu ukuran diameter 28 mm, kayak karbu Honda NSR-SP, Honda CBR 150 atau Yamaha RX-King diameter venturi 26 mm. Usahakan beli yang orisinal, gampang nyetingnya," kata Ari Gepenk mekanik GMotor.

KEKURANGAN DAN KELEBIHAN

Tiap karbu gede ini, punya plus minus tersendiri. Untuk karbu NSR SP/PE 28, karena sama-sama Honda, bisa langsung pasang. Kekurangannya, suplai bahan bakar agak boros dan suara lebih beringas. Harga part itu di kisaran Rp 700 ribuan (KW 1).
 
Lalu kelebihan karbu CBR 150, banyak barang bekasnya. Sehingga lebih murah. "Selain itu besarnya 28 mm, suara besutan tetap lembut, bensin lebih irit dan pengaplikasiannya tak banyak diubah serta cuk bawaan masih bisa dipakai. Kalo harga barunya Rp 1,5 juta," ujar Johny di Jl. Karya 2, Daan Mogot, Jakbar.

Sedang komponen King, juga bisa diadopsikan Plug n Play (PnP), tapi filter udara harus disesuaikan dengan peranti tersebut. "Untuk bensin juga irit dan harga bekasnya sekitar Rp 400 ribuan," ujar Gepenk di Jl. Pengarian, Bintaro, Tangerang.

Untuk ngukurnya bisa pakai sigmat (gbr.2), kalau setingan main atau pilot jet tergantung permintaan mesin (gbr.3). Sedang proses aplikasi ke intake motor Agnes ini, lebih bagus klemnya diganti lebih besar (gbr.4). "Biar gak ada kebocoran yang bikin motor brebet," sahut Johny.

Lalu yang ingin mengaplikasikan karbu racing atau aftermarket dengan diameter venturi lebih besar (di atas 28) bisa aja, namun banyak yang harus disesuaikan pada intakenya, bahan bakar lebih boros dan peranti tersebut banyak diaplikasikan pada motor road-race atau drag.
 
Sumber :Penulis/Foto: Teguh / Teguh - otomotifnet.com

Sunday, March 27, 2011

Tuning Roller dan Per CVT

Banyak teman yang bertanya, bagaimanakah kombinasi performance parts yang ideal untuk membuat Vario lebih baik performanya? Sebetulnya sulit untuk ditentukan patokannya karena ternyata setingan yang pas untuk satu orang belum tentu pas untuk orang lain. Hal ini disebabkan banyak faktor yang mempengaruhi termasuk kebiasaan orang dalam memperlakukan mesin. Mencontek setingan di motor teman pun belum tentu menghasilkan performa yang sama.

 







Tuning yang biasa diaplikasikan pada skuter modern (skutik / skubek) untuk kebutuhan harian adalah modifikasi pada bagian CVT. Sebetulnya modifikasi ini sama aja dengan melakukan tuning terhadap transimisi. Pada kendaraan matic khususnya, kita harus sadar terlebih dahulu bahwa peningkatan pada satu sektor pasti mengorbankan sektor yang lain. Dalam hal ini, akselerasi vs top speed.

Para tuner skuter modern professional yang biasa menangani kebutuhan kompetisi tentunya akan mencari setingan untuk mendapatkan keseimbangan yang paling pas bagi performa skuternya. Untuk menutupi hal-hal yang dikorbankan akibat modifikasi pada CVT, mereka melakukan berbagai upaya seperti tuning setelan karburator, mengganti CDI unlimited, bahkan hingga bore up. Tujuannya adalah membuat skuter modern dapat berlari sekencang mungkin dan bertahan pada kondisi performa paling prima selama mungkin, hingga akhirnya grafik performa mencapai puncaknya dan akhirnya mulai menurun. Namun untuk harian dan penggunaan dalam kota harus disesuaikan dengan kebutuhan.

Untuk penggunaan harian dan dalam kota, tuning performa pada skuter modern sebetulnya cukup dengan melakukan setingan pada roller dan per CVT. Mari kita bahas satu per satu.

Roller Weight

Untuk prinsip kerja roller, semakin ringan rollernya maka dia akan semakin cepat bergerak mendorong movable drive face dan face comp pada drive pulley sehingga bisa menekan belt ke posisi terkecil. Efek yang terasa, akselerasi makin responsif. Namun supaya belt dapat tertekan hingga maksimal butuh roller yang beratnya sesuai juga. Artinya jika roller terlalu ringan maka tidak dapat menekan belt hingga maksimal. Efeknya tenaga tengah dan atas akan berkurang bahkan hilang.

Untuk berat roller, ada dua konsep umum yang biasa dilakukan jika mengaplikasikan roller konvensional (bentuk silinder), yaitu aplikasi roller dengan yang berat seragam dan kombinasi berat roller. Kombinasi roller dilakukan dengan memasang 3 roller dengan beban tertentu dan 3 roller dengan beban yang lebih berat atau lebih ringan, tergantung kebutuhannya. Roller yang lebih ringan akan bergerak terlebih dahulu menekan movable drive face dan menyebabkan Vario bergerak lebih responsif daripada semula. Pada titik putaran mesin selanjutnya roller yang lebih berat akan mulai bergerak dan bebannya membantu menekan belt lebih dalam lagi.

Ada satu rumus ideal untuk mengkombinasikan roller, yaitu bedanya maksimal 3 poin antara roller yang ringan dengan roller yang berat. Dalam konteks CVT Vario, untuk membantu mencari top speed, bisa dilakukan kombinasi 3 roller standard (13 gr) dengan 3 roller yang lebih berat (15 gr). Dengan rumus ideal ini, tenaga tengah akan dikorbankan namun tidak terlalu banyak. Semakin jauh beda bebannya maka semakin banyak tenaga tengah yang dikorbankan. Untuk penggunaan harian dengan track yang tentunya bakal ketemu tanjakan, bisa dicoba kombinasi 12 gr dan 14 gr.

Bagaimana halnya dengan Sliding Roller (SR) yang bentuknya tidak silinder? Prinsip kerja SR tidak untuk dikombinasikan atau dengan kata lain akan lebih optimal jika keenam SR memiliki beban yang sama beratnya. Pengaplikasian SR dapat membantu proses menekan movable drive face lebih cepat daripada roller konvensional. Hal ini karena SR memiliki bidang tekan yang lebih luas untuk menekan face comp sampai movable drive face ikut bergerak. Sedangkan roller konvensional memiliki bidang yang lebih kecil untuk menekan face comp dalam proses pergerakannya. Ibaratnya, akan lebih mudah untuk mendorong pintu rolling door dengan menggunakan telapak tangan daripada dengan menggunakan jari telunjuk saja. Oleh karena itu, secara hukum fisika, SR membutuhkan tenaga yang lebih sedikit untuk mencapai daya dorong yang sama dengan roller konvensional.

Per CVT

Performance part ini biasa disebut juga dengan compression spring atau torque spring. Prinsip kerjanya adalah semakin keras per tersebut maka belt dapat terjaga lebih lama di kondisi paling luar dari driven pulley. Namun kesalahan kombinasi antara roller dan per CVT dapat menyebabkan keausan bahkan kerusakan pada sistem CVT! Berikut beberapa kasus yang sering terjadi:

1. Per CVT yang terlalu keras dapat membuat drive belt jauh lebih cepat aus karena belt tidak mampu menekan dan membuka driven pulley. Belt semakin lama akan terkikis karena panas dan gerakan berputar pada driven pulley. Bayangkan apa jadinya jika belt putus di tengah jalan? Kita harus siap dengan peralatan yang sesuai, yang sepertinya tidak umum untuk dibawa harian di Vario. Atau solusi mudahnya, sewa mobil bak untuk mengangkut Vario kita ke bengkel kepercayaan kita.

2. Per CVT yang terlalu keras jika dipaksakan dapat merusak clutch / kupling. Panas yang terjadi di bagian CVT akibat perputaran bagian-bagiannya dapat membuat tingkat kekerasan materi partsnya memuai. Pada tingkat panas tertentu, materi parts tidak akan sanggup menahan tekanan pada tingkat tertentu pula. Akhirnya per CVT bukannya melentur dan menyempit ke dalam tapi justru malah bertahan pada kondisi yang masih lebar. Kopling yang sudah panas pun bisa jebol karenanya.

Per CVT original bawaan Vario terspesifikasi di 1000 rpm. Sebetulnya sudah cukup bagus dan ideal untuk penggunaan harian. Namun sepengalaman saya per CVT 1200 rpm jauh lebih enak lagi dan membuat tarikan Vario jadi lebih enteng. Per CVT 1500 rpm masih bisa diaplikasikan tapi rajin-rajinlah memeriksa kondisi drive belt skuter Anda. Saya tidak berani merekomendasikan per CVT 2000 rpm untuk penggunaan harian karena terlalu keras.

Untuk mempermudah pemilihan per CVT performance yang tersedia di pasaran dunia saat ini rata-rata dapat dibedakan berdasarkan warnanya. Berikut daftar warna untuk per skuter modern yang saya berhasil dapatkan dari website Malossi dan sebagian sudah ketahuan spesifikasinya.

- Putih : 800 rpm
- Biru : 1000 rpm <— Vario menggunakan per original warna ini.
- Violet : 1200 rpm
- Kuning : 1500 rpm
- Merah : 2000 rpm
- Hijau : ??? rpm (belum saya ketahui)

Saya tetap menghimbau Anda untuk selalu berhati-hati dalam memilih performance parts. Konsultasikan baik-baik dengan tuner kepercayaan masing-masing sebelum mengganti part standard dengan part aftermarket.
Semoga informasi di atas cukup membantu. Jangan sungkan-sungkan untuk meralat, menambahkan atau membantah jika ada informasi dari saya yang tidak tepat.

Dikutip 100% dari : http://skutergorbo.blogspot.com/2007/05/tuning-vario-roller-per-cvt.html