Tuesday, April 27, 2010

Yamaha JOGRR - motor paddock MotoGP

Bore Up Skubek Suzuki Pakai Piston Kawasaki KLX 150

Para penggemar bore up khususnya skubek Suzuki seperti Spin, Skywave dan Skydrive sekarang punya pilihan baru. Selama ini jika mereka ingin bore up pakai piston 58 paling mentok menggunakan piston Thunder 125.
"Banyak keunggulan dari kepunyaan Kawasaki KLX150," kata Herryadhi Noviantho, salah seorang penggemar korek mesin dari Skywave Owner Club (SOC), Jakarta.



Hal yang utama tentunya karena juga menggunakan pin seher 14 mm. "Artinya pasti sesuai buat skubek Suzuki," kata ayah dua anak ini.

Keuntungan lainnya adalah ukuran yang sudah 58 mm. Selama ini buat mereka yang ingin bore up sampai 58 mm dan memilih piston Thunder tadi harus menggunakan yang oversize 100.

Atau pilihan lain menggunakan piston produk variasi. "Karena itu maka secara material kita lebih yakin dengan punya KLX, karena ukurannya sudah 58 mm dan itu buatan pabrik Kawasaki langsung," tambahnya.

Dari bentuk, dimensi dan berat juga banyak keunggulan. "Meski belum menimbangnya tapi saat dipegang bisa dirasakan. Punya KLX lebih ringan," lanjut Hernov, sapaanya sehari-hari.

Karena lebih ringan tadi, maka pergerakan piston jadi enteng. "Meski kalah di bobot, tapi secara kekuatan enggak perlu diragukan. Buatan Kawasaki selama ini terkenal kuat," cuapnya.

Lainnya, bentuk seher yang juga lebih pendek dibanding Thunder. "Dengan begitu, secara otomatis maka daya geseknya juga menjadi minim," jamin pria ngantor di Kuningan, Jakarta Selatan.

Oh ya, soal harga untuk piston dan ring dibanderol Rp 420 ribu. Berminat?

by : motor plus

Substitusi Kampas Kopling Mio dan Beat

Meski beda pabrikan, dua skubek terkemuka di Indonesia, yaitu Yamaha Mio dan Honda BeAT bisa saling 'bantu' soal kampas kopling. Karena, Secara bentuk dan ukuran, kampas kopling CVT sama persis.
Bukan cuma bisa saling substitusi pemakaian doang. Juga ada unsur efisiensi dan saling menguntungkan antara keduanya. Itu karena masing-masing cara jualnya beda.



Khusus untuk Mio, tidak bisa beli kampas koplingnya saja. Artinya, kalau beli kampas kopling CV harus satu set dengan mangkuk dudukannya.

"Sementara, untuk BeAT bisa beli kampas koplingya saja, tanpa dudukannya. Itu yang membuat pemilik Mio bisa lebih ngirit, karena bisa beli kampas doang punya BeAT," terang Sugeng, pedege di Cineng Motor, Ciledug, Tangerang.

Hitungannya begini. Kalau pemilik Mio mau beli satu set kampas kopling, musti ngerogoh Rp 232.500/set termasuk mangkuk dudukan. Sementara kalau butuhnya cuma kampas koplingnya aja, cukup beli punya BeAT yang memang dijual tanpa dudukannya, hanya Rp 110 ribu. Lebih irit kan?

Toh, secara fungsi kan sama saja. Cara pasangnya juga demikian. Tinggal plek, tiga buah kampas kopling dimasukan ke tempatnya. Tanpa ubah apapun, langsung pasang.

Sementara kalau kampas kopling racing, giliran BeAT yang dapat keuntungan. Enggak perlu pusing dan repot cari seri kampas kopling kompetisi khusus BeAT.

Tinggal cari dan beli saja kampas variasi untuk Mio yang pasti sudah muncul. Soalnya, untuk masalah racing kan Mio sudah lebih duluan munculnya. Juga duluan keluar aftermarketnya, kan?

Misal, pakai produk Kawahara yang dijokul Rp 350 ribu. "Saya sudah mencobanya untuk BeAT. Bisa tuh. Nggak mengubah apapun. Karena memang pas," terang Mariasan Kocek, pembalap seeded sekaligus mekanik JP Racing, di Bintaro, Pondok Aren, Tangerang. Wah, pembalap sekaligus mekanik. Dobel dong kangtaunya.

Secara bentuk, kampas kopling aftermarket racing memang memiliki bentuk yang lebih lebar. Tapi dipasang tetap pas, karena panjang dan ukurannya masuk pada dudukan mangkuknya. "Justru lebih menyempurnakan fungsi. Apalagi kalau buat harian. Kampas itu malah jadi lebih mantep dan awet," tambah Kocek.

Soal harga, diakui lebih tinggi. Namanya juga spek racing, pasti ada lebihnya. Harga enggak bohong kan?

Honda Metropolitan Scooter

Glico Express

Vespa Scootic