
Sunday, November 28, 2010
Honda PCX


SPESIFIKASI : | |||
Panjang X lebar X tinggi | : | 1.917 X 738 X 1.094 mm | |
Jarak sumbu roda | : | 1.305 mm | |
Jarak terendah ke tanah | : | 135 mm | |
Berat kosong | : | 125 kg | |
Tipe rangka | : | Tulang punggung | |
Tipe suspensi depan | : | Teleskopik | |
Tipe suspensi belakang | : | Lengan ayun dan peredam kejut ganda | |
Ukuran ban depan | : | 90/90 - 14 M/C 46P (Tanpa ban dalam) | |
Ukuran ban belakang | : | 100/90 - 14 M/C 57P (Tanpa ban dalam) | |
Rem depan | : | Cakram hidrolik, dengan tiga piston | |
Rem belakang | : | Tromol | |
Kapasitas tangki bahan bakar | : | 6,2 liter | |
Tipe mesin | : | 4 langkah, SOHC | |
Diameter x langkah | : | 52,4 x 57,9 mm | |
Volume langkah | : | 124,9 cc | |
Perbandingan kompresi | : | 11 : 1 | |
Daya maksimum | : | 11,7 PS/ 8.500 rpm | |
Torsi maksimum | : | 1,19 kgfm / 6.000 rpm | |
Kapasitas minyak pelumas mesin | : | 0,8 liter pada pengantian periodic | |
Kopling Otomatis | : | Otomatis, sentrifugal, tipe kering | |
Gigi transmsi | : | Otomatis, V-Matic | |
Starter | : | Elektrik dengan sistem ACG Starter | |
Aki | : | 12 V - 5 Ah (tipe MF) | |
Busi | : | NGK CPR7EA-9 | |
Sistem pengapian | : | Full Transistor, Baterai |
Honda Scoopy


SPESIFIKASI : | |||||
|
Suzuki Skywave 125

Suzuki Spin 125

Spesifikasi
DIMENSI
Panjang Keseluruhan : 1.859 mm Lebar Keseluruhan : 654 mm Tinggi keseluruhan : 1.046 mm Jarak Antara As Roda : 1.244 mm Jarak Terendah Ke Tanah : 145 mm Berat Kosong : 93 Kg MESIN Jenis : 4 Langkah, Pendingin Udara, SOHC Jumlah : 1 (satu) Diameter Silinder : 53,5 mm Langkah Piston : 55,2 mm Kapasitas Silinder : 124 CC Perbandingan Kompresi : 9.6 : 1 Daya Maksimum : 9,5 ps / 7.500 rpm Torsi Maksimum : 1.1 Kg.m / 6.500 rpm Karburator : Mikuni BS 26 Saringan Udara : Elemen Kertas Sistem Starter : Listrik dan Engkol TRANSMISI Kopling : Kering, Otomatis, Tipe Sentrifugal Perbandingan Reduksi : Variabel Perubahan (2.700-0.825) Perbandingan Reduksi Akhir : 9.367 (46/17 x 45/13) Sistem Penggerak : V-Belt Otomatis RANGKA Suspensi Depan : Teleskopik, Pegas Spiral, Bantalan Oli Suspensi Belakang : Lengan Ayun, Pegas Spiral, Bantalan Oli Radius Putar : 1,9 m Rem Depan : Cakram Hidrolis Rem Belakang : Tromol Ukuran Roda Depan : 70/90 - 14 M/C 34P Ukuran Roda Belakang : 80/90 - 14 M/C 40P SISTEM LISTRIK Sistem Pengapian : CD-CDI Busi : NGK CR6HSA / DENSO U20FSR-U Accu : 12V 12.6 KC (3.5Ah)/10HR KAPASITAS Tangki Bahan Bakar : 3,7 Liter Oli Mesin : 1.000 ml Oli Reduksi Roda Gigi : 100 ml
Friday, November 26, 2010
Upgrade Performa Skutik Harian buat Anak Sekolahan

Motornya kita batasi bebek dan dan skutik saja. Ada dua cara bisa diterapkan untuk mendongkrak tenaga motor kesayangan. Pertama, korek mesin. Sedang pilihan berikutnya, pakai part pendongkrak tenaga plug and play (PnP). Tapi pada bahasan kali ini, kita ulas yang korekan lebih dulu. "Kalau ingin hasilnya signifikan, perbanyak pasokan gas di ruang bakar," kata Rusli, mekanik Ahau Motor di Jl. Akses UI, Kelapa Dua, Depok, Jabar. Caranya , yakni memperbesar saluran masuk plus buang. Dibarengi nyetting ulang karburator.


Menurut Iqbal, mekanik Junior Motorsport (JMS) di Cibinong, (Jabar), langkah itu bisa mendongkrak horse power dapur pacu sekitar 2 dk. Biayanya juga tergolong murah. "Untuk porting polish di sini (JMS) cuma kena Rp 250 ribu. Jika berikut rejetting karburator plus setting-nya (konsumen terima jadi), totalnya sekitar Rp 300 ribu," tukasnya.
Hal sama ditawarkan Bintang Racing Team (BRT) yang juga di Cibinong. Tapi untuk jetting-nya, konsumen kudu menyiapkan sendiri. Nah, kalau isi dompet masih sisa banyak, taro lah masih ada Rp 700 ribu, bisa buat nebus saluran gas buang free flow. Atau minimal bobok knalpot standar guna memperlancar empasan gas hasil pembakaran. Dijamin power mesin bisa lebih maksimal lagi. Banderol knalpot free flow buat motor jenis bebek kayak Yamaha Jupiter, Vega R/ZR, Honda Karisma, Supra X125, Blade, Revo dan sebagainya berkisar Rp 150-500 ribu. Sedang skutik (Mio, Vario, BeAT, Spin, Skywave dan Skydrive) mulai 200-600 ribu.
Kalau mau lebih hemat, cukup bobok knalpot bawaan motor. "Ongkos pengerjaannya untuk jenis bebek di kami Rp 70 ribu. Sedang skutik, Yamaha Jupiter MX atau Suzuki Satria FU dikenai Rp 100 ribu," beber Edi Karyadi, bos 3D1 Motorsport di Jl. Raya Sawangan, Depok, Jabar. Artinya, bila pakai pilihan porting-polish plus rejetting karbu Rp 300-350 ribu dan bobok knalpot Rp 70-100 ribu, masih ada sisa dana sekitar Rp 550-600 ribuan kan? Uang segitu masih bisa buat ganti CDI high performance yang kurva pengapiannya lebih advance serta unlimeter. Biar putaran mesin masih bisa digas lebih tinggi lagi. Pilihannya ada produk Varro dengan range harga mulai Rp 70-250 ribu, BRT Hyperband/Neo Hyperband (Rp 400 - 610 ribu), Rextor Adjustable (Rp 550 ribu) dan sebagainya.
Daftar Biaya Kohar:
Porting-polish : Rp 250 - 350 ribu
Spuyer : Main jet/pilot jet masing-masing Rp 15 - 20 ribu
Bobok knalpot : Rp 70 - 100 ribu
Knalpot aftermarket bebek : Rp 150 - 500 ribu
Knalpot aftermarket skutik : Rp 200 - 600 ribu
CDI racing unlimiter : Rp 70 - 610 ribu
Friday, November 12, 2010
Suzuki Skydrive
Dimensi dan bobot
Panjang keseluruhan : 1.900 mm
Lebar keseluruhan : 655 mm
Tinggi keseluruhan : 1.050 mm
Jarak antar as roda : 1.265 mm
Jarak tersendah dari tanah : 155 mm
Ketinggian tempat duduk : 160 mm
Bobot kendaraan (berat isi) : 108 kg
Rangka
Tipe : under bone
Suspensi depan : teleskopik, pegas ulir, peredam oli
Suspensi belakang : lengan ayun, pegas ulir, peredam oli
Rem depan : cakram hidrolis
Rem belakang : tromol
Ukuran ban depan : 80/90 - 14
Ukuran ban belakang : 90/90 - 14
Kelistrikan
Pengapian : elektronik ignition (DC CDI)
Tipe busi : NGK C6HSA / ND U2OFS-U
Accu : 12V,12.6 kC (3.5 An)/ 10 HR
Tipe mesin
Jenis : 4 langkah SOHC
System pendingin : pendingin udara
Jumlah silinder : 1 (satu)
Diameter silinder : 53.5 mm
Langkah piston : 55.2 mm
Kapasitas silinder : 124 cm3
Rasio kompresi : 9.6 : 1
Daya maksimum : 6.9 kW/7.500 rpm
Torsi maksimum : 9.6 Nm/6.500 rpm
Karburator : Mikuni BS26
Saringan udara : Busa polyurethane & elemen kertas
System starter : elektrik & engkol
Transmisi
Kopling : kering, otomatis, tipe sentrifugal
System penggerak : CVT dengan V-Belt
Rasio transmisi otomatis : 2.700 – 0.825 (variable)
Perbandingan reduksi akhir : 9.366 (46/17 x 45/13)
Kapasitas
Tangki bensin : 3.9 liter
Oli mesin
Pengantian oli saja : 1.000 ml
Dengan pemasangan filter oli : 1.100 ml
Overhaul : 1.200 ml
Oli reduksi roda gigi : 100 ml
Tuesday, November 9, 2010
Thursday, October 14, 2010
Puli CVT dengan 9 roller membuat tarikan lebih halus
Umumnya roller pada puli CVT ada 6 buah. Tetapi ada pengembangan terbaru dari Polini, produsen racing parts skuter asal Italia, membuat 9 roller pada puli CVT-nya. Diklaim 9 High Speed Roller ini membuat lari skuter lebih ngacir. Sebab, dorongan ke pulinya lebih banyak, namun penyaluran tenaganya berlangsung halus.
MESIN KECIL
Perusahaan yang didirikan sekitar tahun 1940-an oleh Polini Battista, veteran Perang Dunia II, awalnya membuat sepeda dan kemudian terjun ke dunia skuter, seperti Piaggio dan Lambreta ini, memang fokus pada komponen-komponen balap dan cukup banyak digunakan di seantero dunia.
Knalpot, komponen mesin hingga berbagai aksesori racing lain dibuatnya. Termasuk pada perangkat-perangkat balap skuter yang memang sudah booming sejak dulu di dataran Eropa. Perusahaan kini dijalankan anak-anak Polini, yaitu Carlo, Franco dan Piero.
Skuter-skuter bermesin kecil mulai dari 50 cc hingga berkapasitas besar 250 cc dilayani komponen balapnya Polini dan tak terbatas pada merek Italia, melainkan merek Jepang juga.

Seperti komponen barunya, roller puli CVT yang menggunakan 9 buah roller ini. Diklaim, penyaluran tenaga ke roda akan lebih merata pada tiap tingkat kecepatan. Lantas, performanya pun lebih konstan, seiring akselerasi yang makin meningkat.
“Kita tunggu saja, produk aftermarket bikinan Thailand, pasti ada saja yang menirunya,” canda Willy Dreeskandar, dari bengkel F16 motor di kawasan Ciledug, Tangerang, Banten. Ia pun sudah mengetahui komponen ini dan memang mengharapkan barang tersebut hadir di Tanah Air.
Pada situs Polini, terdapat roller kit untuk Honda SH150, komponennya per set terdiri dari CAD designed Super Speed Variator, 9 roller, drive boss, V-slider, baking plate, torque spring. Kesemuanya ini dilego dengan harga 200 dolar Amerika.
Karena menggunakan 9 buah roller, tentu saja bentuk rollernya kecil-kecil dan per satuannya lebih ringan dibanding roller yang biasa digunakan pada puli yang punya rumah dengan 6 roller saja.
Jika digunakan untuk skuter ber-cc kecil, berat rollernya berkisar dari 4,7 gram hingga 6 gram. Ada juga yang lebih berat, untuk skuter yang kapasitasnya lebih besar, seperti Honda SH 125 atau SH150.
Bahkan Yamaha Majesty dan Suzuki Burgman yang kapasitasnya di atas 300 cc pun tersedia.
Knalpot, komponen mesin hingga berbagai aksesori racing lain dibuatnya. Termasuk pada perangkat-perangkat balap skuter yang memang sudah booming sejak dulu di dataran Eropa. Perusahaan kini dijalankan anak-anak Polini, yaitu Carlo, Franco dan Piero.
Skuter-skuter bermesin kecil mulai dari 50 cc hingga berkapasitas besar 250 cc dilayani komponen balapnya Polini dan tak terbatas pada merek Italia, melainkan merek Jepang juga.


Seperti komponen barunya, roller puli CVT yang menggunakan 9 buah roller ini. Diklaim, penyaluran tenaga ke roda akan lebih merata pada tiap tingkat kecepatan. Lantas, performanya pun lebih konstan, seiring akselerasi yang makin meningkat.
“Kita tunggu saja, produk aftermarket bikinan Thailand, pasti ada saja yang menirunya,” canda Willy Dreeskandar, dari bengkel F16 motor di kawasan Ciledug, Tangerang, Banten. Ia pun sudah mengetahui komponen ini dan memang mengharapkan barang tersebut hadir di Tanah Air.
Pada situs Polini, terdapat roller kit untuk Honda SH150, komponennya per set terdiri dari CAD designed Super Speed Variator, 9 roller, drive boss, V-slider, baking plate, torque spring. Kesemuanya ini dilego dengan harga 200 dolar Amerika.
Karena menggunakan 9 buah roller, tentu saja bentuk rollernya kecil-kecil dan per satuannya lebih ringan dibanding roller yang biasa digunakan pada puli yang punya rumah dengan 6 roller saja.
Jika digunakan untuk skuter ber-cc kecil, berat rollernya berkisar dari 4,7 gram hingga 6 gram. Ada juga yang lebih berat, untuk skuter yang kapasitasnya lebih besar, seperti Honda SH 125 atau SH150.
Bahkan Yamaha Majesty dan Suzuki Burgman yang kapasitasnya di atas 300 cc pun tersedia.
Part Alternatif Skutik Honda
Yakin, sebagai skutiker, termasuk pemilik produk Honda pasti pernah kesulitan mencari part pengganti atau pendukung buat besutan kesayangan. Bisa emang stoknya enggak ada, kosong atau habis atau malah harganya yang selangit. Solusinya dengan metode comot komponen alternatif yang pastinya cocok, eh cocok sama milik skutik Anda. Di Honda Vario, Vario CBS dan BeAT bisa terapkan trik itu. Bisa dari satu merek, atau dari produk motor lain!
Per & Kampas Kopling
Indikasi jika part ini mulai minta ganti baru, tarikan tunggangan mulai payah. Larinya tak sesuai sama putaran mesin yang tinggi, sering selip dan mesin berisik (gbr.1). Penggantinya, bisa comot dari produk Yamaha.
Contoh buat BeAT bisa pake kampas ganda Mio yang harganya dibanderol sekitar Rp 70.000/set. “Buat Vario dan CBS Techno, pakai satu set milik Yamaha Xeon. Kalo harga belum tahu, karena baru coba-coba dan ternyata klop,” tambah Ivo.
Per-nya (gbr.2), BeAT juga masih sama (Mio). “Komponen itu harus beli bareng assy, harganya Rp 232 ribuan, karena part Mio tak dijual satuan” tambahnya. Sementara buat Vario dan CBS Techno bisa andalkan milik Kymco.




Kampas Rem Belakang
Karena engine brakenya minim, fungsi rem sangat penting. Terutama buat yang belakang, kalo sudah mulai tipis segera diganti. Karena kalo didiemin bisa bahaya. Mau cari pengganti buat Vario dan BeAT?
“Bisa pakai punya Honda Mega Pro atau Tiger seharga Rp 33.500. Kalo kampas depan harus pakai yang asli, karena posisi rem ada di sebelah kiri dan berbeda dengan yang lain,” sahut pria bermarkas di kawasan Fatmawati, Jaksel ini sambil bilang, peranti itu juga bikin fungsi rem tetap pakem.
Spuyer
Biasanya berhubungan sama aktivitas upgrade performa, pasti butuh penyesuai spuyer. “Biasanya naikin atau nurunin main jet (MJ) atau pilot jet (PJ) (gbr.4) sampai 1-2 step,” ungkap Oscar Padang dari DMS Motowork, di daerah Prapanca, Jakpus.
Susah cari peranti itu? Gampang! Triknya, MJ Vario dan BeAT bisa aplikasi dari Suzuki Satria FU atau Honda Tiger dengan ukurannya yang disesuaikan permintaan mesin. Soal harga gak perlu panik, satu buahnya sekitar Rp 25 ribuan.
Untuk PJ Vario dan BeAT, agar bisa dapat ukuran yang diinginkan, pakai bawaan Honda Karisma atau Suzuki Shogun 110. “Dilihat dari bentuknya, sama persis bawaan BeAT,” sambung Ivo, yang kasih harga tebus sama dengan beli MJ alias Rp 25 ribu.
Daftar Harga
Kampas Ganda: Yamaha Mio, Rp 70 ribu / set
Puli assy / rumah V-belt: Yamaha mio Rp 175 ribu / set
Kampas rem belakang: Honda megapro Rp 36 ribu / Honda tiger Rp 33.500
Spuyer: Mj dan Pj: +- Rp 35 ribuan
*harga sewaktu-waktu dapat berubah tanpa pemberitahuan
Thursday, May 20, 2010
Mengubah Yamaha Mio Standar jadi Mio Racing
Sebelum mulai, perlu dijelaskan bahwa Yamaha Mio bukan menjadi satu pilihan utama untuk hal kecepatan. Kami menemukannya setelah menerapkan modifikasi pada mesin bahwa Yamaha mio menjadi sulit untuk kendalikan pada kecepatan yang lebih tinggi. Kemudian, Yamaha Mio ini langsung berbahaya untuk dikendalikan.
Setelah memeriksa silinder Yamaha mio, langsung dengan ide untuk melakukan suatu bore-up ke 63mm, mengingat Yamaha Mio standar adalah 55mm. Membore-up dari 55mm ke 63mm akan mengubah Yamaha Mio dari 114cc menjadi motor 189cc . Setelah menghubungi beberapa sumber, untuk aksesori gunakan satu set lengkap, yang mencakup 63mm Laminated Ceramic silinder, high performance 4-katup kepala silinder ( Mio yang standar hanya kepala dengan 2-katup ), 63mm Piston, high performance racing camshaft dan bahan-bahan untuk merakit.
Tuning set ini awalnya untuk Yamaha Nouvo, tapi sebagai mesin Yamaha standar yang sama yang kita harapkan tidak banyak masalah mounting ke Mio. mengganti karburator Mikuni BS25 / 1 dengan Mikuni BS32, karburator ini awalnya adalah dari sebuah sepeda motor Yamaha XJ400. Mikuni 32mm Biasanya akan sedikit untuk besar untuk 189cc tapi kami memutuskan untuk mengganti jarum jet yang lebih kecil dan menahan asupan udara sedikit.
Setelah merakit kembali Yamaha Mio, dan cocok dengan semua bagian-bagian mesin Superbike kami mulai gadis kecil ini. Hal pertama yang kami temukan adalah bahwa pembuangan tidak cukup besar untuk mencobanya, pembuangan dengan mudah diganti dengan model yang lebih agresif dan sekarang gadis kecil suaranya begitu terdengar. Melakukan beberapa tes drive, kami menemukan bahwa roda Yamaha Mio tidak seimbang untuk lari secepat itu.
Setelah kami melakukan pergantian ban yang lebih profesional dan balancing roda. Kami masih mengalami kesulitan mengemudikan skuter matic ini pada kecepatan yang lebih tinggi. Mengetahui bahwa mesin dapat dengan mudah membawa skuter matic ini untuk kecepatan sekitar 180km/jam tapi kita punya masalah untuk mencapainya, untuk kecepatan lewat dari 120km/jam saja hampir mustahil untuk mengendalikan sepeda motor ini dengan aman. (www.motorcycle.in.th-thailand)
Setelah memeriksa silinder Yamaha mio, langsung dengan ide untuk melakukan suatu bore-up ke 63mm, mengingat Yamaha Mio standar adalah 55mm. Membore-up dari 55mm ke 63mm akan mengubah Yamaha Mio dari 114cc menjadi motor 189cc . Setelah menghubungi beberapa sumber, untuk aksesori gunakan satu set lengkap, yang mencakup 63mm Laminated Ceramic silinder, high performance 4-katup kepala silinder ( Mio yang standar hanya kepala dengan 2-katup ), 63mm Piston, high performance racing camshaft dan bahan-bahan untuk merakit.
Tuning set ini awalnya untuk Yamaha Nouvo, tapi sebagai mesin Yamaha standar yang sama yang kita harapkan tidak banyak masalah mounting ke Mio. mengganti karburator Mikuni BS25 / 1 dengan Mikuni BS32, karburator ini awalnya adalah dari sebuah sepeda motor Yamaha XJ400. Mikuni 32mm Biasanya akan sedikit untuk besar untuk 189cc tapi kami memutuskan untuk mengganti jarum jet yang lebih kecil dan menahan asupan udara sedikit.
Setelah merakit kembali Yamaha Mio, dan cocok dengan semua bagian-bagian mesin Superbike kami mulai gadis kecil ini. Hal pertama yang kami temukan adalah bahwa pembuangan tidak cukup besar untuk mencobanya, pembuangan dengan mudah diganti dengan model yang lebih agresif dan sekarang gadis kecil suaranya begitu terdengar. Melakukan beberapa tes drive, kami menemukan bahwa roda Yamaha Mio tidak seimbang untuk lari secepat itu.
Setelah kami melakukan pergantian ban yang lebih profesional dan balancing roda. Kami masih mengalami kesulitan mengemudikan skuter matic ini pada kecepatan yang lebih tinggi. Mengetahui bahwa mesin dapat dengan mudah membawa skuter matic ini untuk kecepatan sekitar 180km/jam tapi kita punya masalah untuk mencapainya, untuk kecepatan lewat dari 120km/jam saja hampir mustahil untuk mengendalikan sepeda motor ini dengan aman. (www.motorcycle.in.th-thailand)
Saturday, May 8, 2010
Yamaha XEON 125
Mesin
Jenis : 4 Langkah, SOHC, Berpendingin Cairan
Volume Silinder : 124 cc
Jumlah / Posisi Silinder : Cylinder Tunggal / Mendatar
Diameter x Langkah : 52,4 x 57,9 mm
Perbandingan Kompresi : 10,9 : 1
Pelumasan : Basah
Sistem Bahan Bakar : MIKUNI BS 26 x 1
Sistem Pengapian : DC C.D.I
Battery : 12V, 3.5Ah / YTZ5S
Busi : C6HSA (NGK) / U20FS-U (DENSO)
Sistem Starter : Electric & Kick Starter
Kapasitas Tangki : 4,1 Liter
Kapasitas Oli Mesin : Total 0,9 Liter
: Berkala 0,8 Liter
Transmisi : CVT Otomatis
Tipe Kopling : Kering, Kopling Sentrifugal
Daya Maksimum : 8,05 kW / 8500 rpm
Torsi Maksimum : 10,1 Nm / 7000 rpm
Rangka
Tipe : Pipa Baja
Suspensi Depan : Teleskopik
Suspensi Belakang : Lengan Ayun, Suspensi Tunggal
Rem Depan : Cakram
Rem Belakang : Tromol
Ukuran Roda Depan : 70 / 90 - 14M/C 34P
Ukuran Roda Belakang : 80 / 90 - 14M/C 40P
Dimensi
Panjang : 1850 mm
Lebar : 685 mm
Tinggi : 1060 mm
Tinggi Tempat Duduk : 750 mm
Jarak Sumbu Roda : 1250 mm
Jarak Terendah Ke Tanah : 125 mm
Berat Isi : 103 kg
Tuesday, April 27, 2010
Bore Up Skubek Suzuki Pakai Piston Kawasaki KLX 150
Para penggemar bore up khususnya skubek Suzuki seperti Spin, Skywave dan Skydrive sekarang punya pilihan baru. Selama ini jika mereka ingin bore up pakai piston 58 paling mentok menggunakan piston Thunder 125.
"Banyak keunggulan dari kepunyaan Kawasaki KLX150," kata Herryadhi Noviantho, salah seorang penggemar korek mesin dari Skywave Owner Club (SOC), Jakarta.
Hal yang utama tentunya karena juga menggunakan pin seher 14 mm. "Artinya pasti sesuai buat skubek Suzuki," kata ayah dua anak ini.
Keuntungan lainnya adalah ukuran yang sudah 58 mm. Selama ini buat mereka yang ingin bore up sampai 58 mm dan memilih piston Thunder tadi harus menggunakan yang oversize 100.
Atau pilihan lain menggunakan piston produk variasi. "Karena itu maka secara material kita lebih yakin dengan punya KLX, karena ukurannya sudah 58 mm dan itu buatan pabrik Kawasaki langsung," tambahnya.
Dari bentuk, dimensi dan berat juga banyak keunggulan. "Meski belum menimbangnya tapi saat dipegang bisa dirasakan. Punya KLX lebih ringan," lanjut Hernov, sapaanya sehari-hari.
Karena lebih ringan tadi, maka pergerakan piston jadi enteng. "Meski kalah di bobot, tapi secara kekuatan enggak perlu diragukan. Buatan Kawasaki selama ini terkenal kuat," cuapnya.
Lainnya, bentuk seher yang juga lebih pendek dibanding Thunder. "Dengan begitu, secara otomatis maka daya geseknya juga menjadi minim," jamin pria ngantor di Kuningan, Jakarta Selatan.
Oh ya, soal harga untuk piston dan ring dibanderol Rp 420 ribu. Berminat?
by : motor plus
"Banyak keunggulan dari kepunyaan Kawasaki KLX150," kata Herryadhi Noviantho, salah seorang penggemar korek mesin dari Skywave Owner Club (SOC), Jakarta.
Hal yang utama tentunya karena juga menggunakan pin seher 14 mm. "Artinya pasti sesuai buat skubek Suzuki," kata ayah dua anak ini.
Keuntungan lainnya adalah ukuran yang sudah 58 mm. Selama ini buat mereka yang ingin bore up sampai 58 mm dan memilih piston Thunder tadi harus menggunakan yang oversize 100.
Atau pilihan lain menggunakan piston produk variasi. "Karena itu maka secara material kita lebih yakin dengan punya KLX, karena ukurannya sudah 58 mm dan itu buatan pabrik Kawasaki langsung," tambahnya.
Dari bentuk, dimensi dan berat juga banyak keunggulan. "Meski belum menimbangnya tapi saat dipegang bisa dirasakan. Punya KLX lebih ringan," lanjut Hernov, sapaanya sehari-hari.
Karena lebih ringan tadi, maka pergerakan piston jadi enteng. "Meski kalah di bobot, tapi secara kekuatan enggak perlu diragukan. Buatan Kawasaki selama ini terkenal kuat," cuapnya.
Lainnya, bentuk seher yang juga lebih pendek dibanding Thunder. "Dengan begitu, secara otomatis maka daya geseknya juga menjadi minim," jamin pria ngantor di Kuningan, Jakarta Selatan.
Oh ya, soal harga untuk piston dan ring dibanderol Rp 420 ribu. Berminat?
by : motor plus
Substitusi Kampas Kopling Mio dan Beat
Meski beda pabrikan, dua skubek terkemuka di Indonesia, yaitu Yamaha Mio dan Honda BeAT bisa saling 'bantu' soal kampas kopling. Karena, Secara bentuk dan ukuran, kampas kopling CVT sama persis.
Bukan cuma bisa saling substitusi pemakaian doang. Juga ada unsur efisiensi dan saling menguntungkan antara keduanya. Itu karena masing-masing cara jualnya beda.
Khusus untuk Mio, tidak bisa beli kampas koplingnya saja. Artinya, kalau beli kampas kopling CV harus satu set dengan mangkuk dudukannya.

Hitungannya begini. Kalau pemilik Mio mau beli satu set kampas kopling, musti ngerogoh Rp 232.500/set termasuk mangkuk dudukan. Sementara kalau butuhnya cuma kampas koplingnya aja, cukup beli punya BeAT yang memang dijual tanpa dudukannya, hanya Rp 110 ribu. Lebih irit kan?
Toh, secara fungsi kan sama saja. Cara pasangnya juga demikian. Tinggal plek, tiga buah kampas kopling dimasukan ke tempatnya. Tanpa ubah apapun, langsung pasang.
Sementara kalau kampas kopling racing, giliran BeAT yang dapat keuntungan. Enggak perlu pusing dan repot cari seri kampas kopling kompetisi khusus BeAT.
Tinggal cari dan beli saja kampas variasi untuk Mio yang pasti sudah muncul. Soalnya, untuk masalah racing kan Mio sudah lebih duluan munculnya. Juga duluan keluar aftermarketnya, kan?
Misal, pakai produk Kawahara yang dijokul Rp 350 ribu. "Saya sudah mencobanya untuk BeAT. Bisa tuh. Nggak mengubah apapun. Karena memang pas," terang Mariasan Kocek, pembalap seeded sekaligus mekanik JP Racing, di Bintaro, Pondok Aren, Tangerang. Wah, pembalap sekaligus mekanik. Dobel dong kangtaunya.
Secara bentuk, kampas kopling aftermarket racing memang memiliki bentuk yang lebih lebar. Tapi dipasang tetap pas, karena panjang dan ukurannya masuk pada dudukan mangkuknya. "Justru lebih menyempurnakan fungsi. Apalagi kalau buat harian. Kampas itu malah jadi lebih mantep dan awet," tambah Kocek.
Soal harga, diakui lebih tinggi. Namanya juga spek racing, pasti ada lebihnya. Harga enggak bohong kan?
Wednesday, April 21, 2010
Subscribe to:
Posts (Atom)